Selasa 09 Feb 2021 21:24 WIB

Malaysia Buka Sektor Ritel untuk Pulihkan Ekonomi

Tingkat pengangguran di Malaysia meningkat 4,8 persen pada Desember 2020.

 Seorang pembelanja yang mengenakan masker untuk membantu mengekang penyebaran virus corona melihat produk dan toko kelontong di Putrajaya, Malaysia, Senin, 5 Oktober 2020.
Foto: AP/Vincent Thian
Seorang pembelanja yang mengenakan masker untuk membantu mengekang penyebaran virus corona melihat produk dan toko kelontong di Putrajaya, Malaysia, Senin, 5 Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia memutuskan untuk membuka kembali sektor retail mulai Rabu (10/2) pada saat negara ini masih menjalani Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) untuk memulihkan kembali sektor perekonomian. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yakoob di Putrajaya, Selasa (9/2).

"Sejak negara melaksanakan PKP saya sadar banyak yang terdampak dari segi ekonomi. Ada yang terpaksa gulung tikar dalam perniagaan dan prosentasi pengangguran meningkat," katanya.

Baca Juga

Menurut laporan dari Departemen Statistik Malaysia, tingkat pengangguran meningkat 4,8 persen atau 772.9 ribu orang pada Desember 2020. Ismail Sabri mengatakan sektor-sektor yang kembali dibuka adalah kedai pakaian, fesyen dan aksesori, kedai sepatu, kedai fotografi, kedai barang bekas, kedai bunga, kedai kerajinan tangan, kedai kosmetik, restoran dan lain-lain.

"SOP bagi pembukaan sektor-sektor ini adalah pembersihan dilaksanakan tiga kali sehari dalam waktu operasi, mewajibkan pekerja dan pelanggan memakai masker saat berada di dalam premis," katanya.

Pelanggan dengan suhu 37.5 derajat ke atas, ujar dia, tidak dibenarkan untuk masuk ke dalam, hand sanitizer disediakan di pintu masuk dan dipastikan penggunaannya sebelum masuk, memastikan keluar masuk pelanggan, memastikan kehadiran pekerja dan pelanggan dicatat secara manual atau aplikasi MySejahtera.

Kemudian penjagaan jarak satu meter, membatasi jumlah pelanggan, membuat pembayaran secara elektronik, bagi kedai pakaian pemilik premis perlu menyediakan sarung tangan sekali pakai kepada pelanggan untuk memilih pakaian.

"Bagi kedai kosmetik hanya aktivitas jual beli saja dibenarkan sedangkan penggunaan cosmetic testers tidak dibenarkan. Untuk kedai fotografi penggunaan studio hanya melibatkan seorang pelanggan dan juru foto saja," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement