REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi video pendek populer, TikTok mengumumkan kerja samanya dengan sebuah perusahaan label global Amerika Serikat, Universal Music Group (UMG). Kerja sama ini disebut keduanya sebagai perluasan aliansi secara global.
Dilansir laman The Verge, Selasa (9/2), kerja sama ini merupakan kelanjutan dan pendalaman dari perjanjian yang memungkinkan para pengguna TikTok menggunakan lagu-lagu dari artis UMG. “Perusahaan juga berjanji untuk bereksperimen dengan fitur-fitur baru yang menarik,” tulis perusahaan dalam siaran pers.
Akibat kerja sama itu, para pengguna TikTok pun sekarang dapat memasukkan klip dari katalog lengkap musik UMG. Katalog itu mencakup label ikonik perusahaan, penulis lagu, dan wilayah global.
Langkah ‘perangkulan’ UMG oleh aplikasi tersebut merupakan langkah yang cerdas. Dengan langkah tersebut, saat ini TikTokers dapat menggunakan lebih banyak musik yang mereka sukai sebagai soundtrack atau lagu pengiring untuk video mereka.
Di samping itu, artis di balik karya tersebut pun dibayar, dan UMG mendapat akses lebih besar ke mesin pembuat viral hit yang terbukti. Sebab, biar bagaimanapun, TikTok adalah salah satu pendorong terbesar terobosan daring, yang mampu meledakkan lagu di aplikasi.
Jika sebuah lagu menjadi populer di aplikasi, maka pada dasarnya, lagu tersebut bisa dijamin mendapat tempat di tangga lagu. Meskipun demikian, tentu tak selalu benar. Namun, Itu juga merupakan tanda bahwa industri musik menyadari bahwa pemberi pengaruh online sangat penting bagi mereka.
Kesepakatan UMG mengikuti kesepakatan lain dengan sektor utama industri musik. Pada tahun lalu, TikTok telah menjalin kemitraan serupa dengan Sony Music, Merlin yang mewakili sebagian besar label indie, dan Warner Music Group.
Hal itu berarti TikTok sekarang memiliki kesepakatan dengan perusahaan yang mewakili hampir semua musik populer. Artinya, bagi bisnis musik, TikTok menjadi terlalu penting untuk gagal.
Ikuti Whatsapp Channel Republika