Selasa 09 Feb 2021 22:45 WIB

Genose Mulai Digunakan Rumah Sakit di DIY

Tarif dikenakan untuk deteksi virus corona menggunakan GeNose tergantung rumah sakit.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bayu Hermawan
Petugas memberikan instruksi kepada calon penumpang kereta api yang melakukan tes COVID-19 dengan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas memberikan instruksi kepada calon penumpang kereta api yang melakukan tes COVID-19 dengan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta kini bisa menggunakan alat deteksi virus corona, GeNose di beberapa rumah sakit. Masyarakat akan dikenakan tarif berkisar antara Rp20.000 hingga Rp50.000 untuk dapat menggunakan alat ini.

Tim Pengembang GeNose, dr Dian Kesumapramudya mengatakan, GeNose sudah bisa ditemui di RS Bhayangkara Yogyakarta dan RSUP dr Sardjito. Setelah ini, ada di RSA UGM, RS DKT Dr Soetarto, RSPAU dr Hardjolukito dan RS Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro.

Baca Juga

Dian menekankan, tarif yang dikenakan kepada setiap orang yang tes dengan GeNose akan tergantung masing-masing lokasi yang menentukannya. Ia menyebut, pengembang tidak menetapkan tarif khusus saat bekerja sama dengan instansi untuk pemasangan GeNose.

"Dari KAI kemarin untuk sekali tes biayanya Rp 20.000, sementara yang lain kurang tahu. Tapi, kisarannya paling Rp 20.000 hingga 50.000 saja," katanya, Selasa (9/2).

Dian mengungkapkan, rencana mendatang mereka akan berusaha agar GeNose digunakan di seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia. Khususnya, yang memang bergerak di alur penanganan Covid-19, sehingga perlu penelitian lebih lanjut dan validasi eksternal.

Untuk itu, Dian berharap, mereka terus mendapatkan dukungan dari instansi-instansi berwenang dan masyarakat luas agar proses tersebut berjalan lancar. Terlebih, tes untuk deteksi Covid-19 menggunakan Genose terbilang murah, tidak invasif dan mudah.

"GeNose sangat diperlukan untuk melakukan skrining Covid-19, dengan itu kita bisa mendeteksi kasus positif dengan cepat, sehingga bisa melakukan penanganan seperti isolasi lebih awal," ujar Dian. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement