Rabu 10 Feb 2021 06:46 WIB

Korporasi Petani Diharapkan Tingkatkan Produksi Jagung Garut

PT Condong diharapkan bisa memproduksi 9 ton jagung hibrida per hektare.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolandha
PT Condong Garut dijadikan pilot project (proyek percontohan) penanaman jagung hibrida berbasis petani di Kabupaten Garut.
Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan
PT Condong Garut dijadikan pilot project (proyek percontohan) penanaman jagung hibrida berbasis petani di Kabupaten Garut.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- PT Condong Garut dijadikan pilot project (proyek percontohan) penanaman jagung hibrida berbasis petani di Kabupaten Garut. Korporasi itu dibentuk untuk meningkatkan produksi jagung di Kabupaten Garut.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman mengatakan, PT Condong Garut akan menggarap lahan seluas 2.850 hektare untuk ditabami jagung. Bantuan bibit jagung hibrida dan pupuk NPK untuk korporasi itu diberikan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian.

Baca Juga

"Sebagai langkah awal Kabupaten Garut memilih wilayah selatan sebagai pilot project korporasi untuk kawasan jagung hibrida yang penanamannya akan dilakukan dengan tumpang sari. Diharapkan bisa memproduksi 9 ton jagung hibrida per hektare," kata dia saat mengikuti kegiatan penanaman pertama jagung hibrida di lahan milik PT Condong Garut, tepatnya di Desa Karangsari, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Selasa (9/2).

Menurut dia, potensi luas tanaman jagung di Garut selatan tersebar juga di Kecamatan Caringin, Mekarmukti, Bungbulang, Pameungpeuk, Cibalong dan Kecamatan Cisompet. Ia memperkirakan, luas lahan untuk penanaman jagung di wilayah Garut selatan mencapai 20.711 hektare.

Helmi menjelaskan, konsep pilot project pengembangan kawasan jagung berbasis korporasi petani di Garut akan didorong melalui kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar). "Ke depan akan kita dorong melalui kebijakan Pemprov Jabar untuk membangun kawasan sabuk jagung atau corn belt di wilayah Selatan mulai dari Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasik, dan Kabupaten Pangandaran," ujarnya.

Sementara itu, Perwakilan Ditjen Tanaman Pangan, Rahmat mengatakan, pada masa pandemi ini sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebanyak 2,59 persen dibanding sektor lain yang mengalami penurunan sebanyak 2,19 persen. Karena itu, pada 2021 pihaknya akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi sektor tanaman pangan sebagai penopang sektor perkenomian nasional.

"Pagi hari ini komitmen kita bersama untuk bagaimana membangun wilayah Jabar selatan yang kemudian diinisiasi oleh Garut selatan untuk bagaimana membangun sebuah korporasi jagung," kata dia.

Rahmat mengatakan, pihaknya mendukung penuh korporasi jagung yang ada di Garut. Menurut dia, tempat itu akan dijadikan pusat korporasi jagung di wilayah selatan Jabar, lantaran posisinya strategis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement