Rabu 10 Feb 2021 10:04 WIB

Satgas Pastikan Vaksin Sinovac Aman Bagi Lansia

Nakes lansia jadi penerima pertama vaksin Covid-19 lansia.

Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 pada tenaga kesehatan berusia lanjut di Rumah Sakit Moehammad Hoesin (RSMH) Palembang, Sumatra Selatan, Selasa (9/2/2021). Pelayanan vaksi untuk tenaga kesehatan bersua diatas 60 tahun dimulai pasca dikeluarkannya izin oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang penggunaan vaksin Covid-19 untuk lansia.
Foto: ANTARA/Feny Selly
Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 pada tenaga kesehatan berusia lanjut di Rumah Sakit Moehammad Hoesin (RSMH) Palembang, Sumatra Selatan, Selasa (9/2/2021). Pelayanan vaksi untuk tenaga kesehatan bersua diatas 60 tahun dimulai pasca dikeluarkannya izin oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang penggunaan vaksin Covid-19 untuk lansia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengemukakan vaksin Covid-19 untuk kelompok lanjut usia (lansia) sudah teruji keamanannya. BPOM telah mengeluarkan Emergency Use of Authorization (EUA) atau otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 Sinovac, termasuk bagi lansia.

"Berdasarkan hasil evaluasi bersama pada 5 Februari 2021, BPOM menerbitkan EUA vaksin Coronavac untuk usia 60 tahun ke atas dengan dua dosis suntikan vaksin yang diberikan dalam selang waktu 28 hari," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (10/2).

Baca Juga

Masyarakat atau kelompok lansia masuk dalam kelompok prioritas penerima vaksin Covid-19. Alasannya, laju penambahan pasien meninggal akibat virus tersebut terus bertambah setiap hari dan lansia merupakan kelompok berisiko tinggi.

Ia mengatakan tahap pertama vaksinasi Covid-19 diberikan kepada tenaga kesehatan yang masuk kelompok lansia.

Keluarnya izin EUA dari BPOM setelah melalui berbagai kajian serta hasil evaluasi bersama para ahli dan juga mengikuti perkembangan hasil uji vaksin lansia di Brazil dan China. Sebelum mengeluarkan EUA, BPOM telah membahas hasil evaluasi bersama para ahli yang berkompeten, di antaranya tim Komite Nasional Penilai Obat dan para ahli bidang vaksin, yakni Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), dokter spesialis alergi dan imunologi serta dokter spesialis geriatri.

Baca juga : Ini Temuan WHO Soal Kebocoran Lab di Wuhan

Selain itu, pemerintah juga memonitor perkembangan uji klinis serta berkomunikasi dengan pihak terkait yang melaksanakan uji klinis vaksin bagi lansia 60 tahun ke atas di Brazil dan China. Hal itu dilakukan sebagai upaya mendapatkan data-data keamanan dan khasiat menunjang untuk penggunaan vaksin pada lansia.

"Pada akhir Januari 2021, uji klinis fase dua di China dan fase tiga di Brazil pada kelompok 60 tahun ke atas sudah mencapai jumlah subyek yang memadai dan diserahkan kepada BPOM untuk dievaluasi," ujarnya.

Selain itu, dalam persiapan vaksinasi tahap selanjutnya bagi pelayan publik, Indonesia akan memproduksi secara mandiri vaksin Covid-19. PT Bio Farma selaku produsen vaksin Sinovac akan mencukupi pasokan kebutuhan vaksin bagi program vaksinasi.

"Dengan demikian, Indonesia dapat memiliki suplai vaksin secara mandiri dan siap menjalankan program vaksinasi bagi pelayan publik setelah vaksinasi bagi tenaga kesehatan selesai dilaksanakan," ujar Wiku.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement