REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris telah menolak seruan untuk mengakhiri penjualan senjata ke Arab Saudi. Langkah itu berbeda dengan sekutu utamanya, Amerika Serikat (AS).
Dalam salah satu dari banyak pembalikan kebijakan dari era Donald Trump, pemerintahan baru Presiden AS, Joe Biden, menangguhkan penjualan senjata ke Riyadh dan Uni Emirat Arab. Upaya ini didasarkan karena kekhawatiran atas pelanggaran hak asasi manusia dan dugaan kejahatan perang di Yaman.
"Keputusan yang diambil AS tentang masalah penjualan senjata adalah keputusan untuk AS. Inggris mengambil tanggung jawab ekspor senjatanya sendiri dengan sangat serius, dan kami terus menilai semua lisensi ekspor senjata sesuai dengan kriteria perizinan yang ketat," ujar Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly.