Rabu 10 Feb 2021 14:39 WIB

PBB Prediksi Perdagangan Global Masih Terkontraksi Tahun Ini

Kebijakan lockdown menyebabkan kegiatan perdagangan dunia menyusut 15 persen.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/12/2020). Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebutkan, perdagangan global diperkirakan akan melambat lagi pada kuartal pertama tahun ini.
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/12/2020). Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebutkan, perdagangan global diperkirakan akan melambat lagi pada kuartal pertama tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebutkan, perdagangan global diperkirakan akan melambat lagi pada kuartal pertama tahun ini. Sebab, pandemi Covid-19 terus menghambat pemulihan industri perjalanan setelah perdagangan dunia mencatatkan kontraksi sembilan persen pada tahun lalu.

Seperti dilansir di Reuters, Rabu (10/2), kebijakan lockdown menyebabkan kegiatan perdagangan dunia menyusut 15 persen pada paruh pertama tahun lalu. Pada semester kedua, perdagangan rebound, di mana terjadi kenaikan delapan persen pada kuartal keempat dibandingkan kuartal ketiga. Data ini disampaikan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) pada Rabu (10/2).

Baca Juga

Rebound pada semester kedua didorong dengan tren positif di negara-negara berkembang, terutama Asia timur. Perdagangan barang yang berasal dari kawasan tersebut naik 12 persen pada kuartal keempat dibandingkan tahun sebelumnya.

Pemulihan terjadi pada sebagian besar sektor manufaktur, selain energi dan transportasi. "Perekonomian Asia Timur memimpin proses pemulihan dengan pertumbuhan ekspor yang kuat dan keuntungan dalam pangsa pasar global," kata UNCTAD.

Tapi, perdagangan jasa mengalami stagnasi pada kuartal ketiga. Ekspor jasa dari Cina bernasib relatif lebih baik dibandingkan dengan negara lain. India pun masih mencatatkan ketahanan, meski pada level yang lebih rendah.

Pada kuartal pertama tahun ini, UNCTAD memproyeksikan perdagangan barang akan turun 1,5 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Sementara, sektor jasa kontraksi lebih dalam, yakni tujuh persen. Perkiraan ini masih tidak pasti seiring dengan dinamika pandemi dan paket stimulus yang diberikan tiap pemerintahan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement