REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pembangunan Bendungan Temef untuk paket satu di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya sudah mencapai 63,83 persen.
"Sebelumnya kami targetkan 62,8 persen," kata Kepala Teknik PT Waskita Karya Agasi Yudho di Kupang, NTT pada Rabu (10/2).
Bendungan Temef merupakan bendungan terbesar yang dibangun oleh pemerintah pusat untuk mengatasi masalah kekeringan di wilayah tersebut.
Yudho mengatakan, tidak terlalu tingginya progres pembangunan bendungan tersebut dari target yang Waskita tetapkan dikarenakan saat ini curah hujan cukup tinggi di NTT. Khususnya di lokasi pembangunan bendungan itu.
"Curah hujan kali ini memang lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini cukup membuat pekerjaan pembangunan Bendungan Temef sedikit terhambat," ujar Yudho.
Waskita tak ingin mengambil risiko terhadap para pekerjanya saat meningkatnya curah hujan. Apalagi saat ini salah satu lokasi yang dibangun adalah bagian aliran sungainya.
Yudho memastikan proses pembangunan Bendungan Temef tetap memperhatikan mutu pembangunan. Para pekerja yang saat hujan lebat tak bisa bekerja di aliran sungai dipindahkan untuk pembangunan beton, serta pembersihan genangan air di lokasi.
Bagaimanapun, dengan hujan seperti ini, potensi bahaya tidak terdeteksi dengan baik. "Karena itu kami putuskan jika saat hujan pekerjaan yang berbahaya tidak bisa dikerjakan sehingga pekerja kami alihkan ke pekerjaan lain yang lebih aman," kata dia.
Untuk mengantisipasi korban jiwa saat musim penghujan, Waskita sudah membangun posko di hulu sungai yang bertugas memantau keadaan jika terjadi banjir. Yudho berharap pembangunan Bendungan Temef bisa berjalan lancar dan sesuai target yang diharapkan pemerintah.
Pembangunan bendungan dimulai sejak 2018 dan dibagi dua, yakni paket 1 dan paket 2. Paket 1 dikerjakan oleh PT Waskita Karya kerja sama operasional (KSO) dengan PT Bahagia Bangun Nusa. Sementara paket 2 dikerjakan PT Nindya Karya kerja sama operasional (KSO) PT Bina Nusa Lestari.
Pembangunan Bendungan Temef memakan anggaran sebesar Rp 1,4 triliun dan dijadwalkan rampung pada 2022. Namun, ada upaya percepatan sehingga diharapkan rampung satu tahun lebih awal dari jadwal semula.