REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina akan meluncurkan program vaksinasi COVID-19 minggu depan. Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengimbau pemberontak untuk tidak menghambat proses transportasi dan pengiriman vaksin Covid-19, terutama di daerah terpencil.
Duterte meminta Partai Komunis Filipina (CPP) dan sayap bersenjatanya, Tentara Rakyat Baru (NPA) beserta kelompok bersenjata lainnya untuk membiarkan pengangkutan vaksin yang aman di seluruh negeri. Duterte mengaku telah berkomunikasi dengan CPP.
"Biarkan vaksin diangkut dengan bebas dan aman," kata Duterte dilansir dari Arab News pada Rabu (10/2).
Duterte mendesak para pemberontak untuk mematuhi prinsip kemanusiaan. Kehadiran vaksin murni untuk menolong sesama manusia.
"(Vaksin milik) orang Filipina. Kebijakan tidak diberikan kepada siapa pun. Ini untuk orang Filipina," tegas Duterte.
NPA sebelumnya mencegat pengiriman bantuan pemerintah yang ditujukan untuk orang-orang di daerah pedesaan. Duterte merasa geram atas tindakan pemberontak itu.
Dalam pidato sebelumnya, Duterte memberikan jaminan bahwa vaksin Covid-19 akan tersedia untuk semua orang di negara itu, termasuk para pemberontak.
Menanggapi seruan presiden, CPP sudah mengatakan pasukannya tidak akan menghalangi pengiriman vaksin.
"NPA akan memastikan pengangkutan vaksin Covid-19 akan dilengkapi dengan koridor kemanusiaan untuk perjalanan yang aman dan tanpa hambatan di pangkalan dan zona gerilya," kata kelompok itu.