REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan penerapan sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) di jalan tol untuk mencapai standar pelayanan minimum yang lebih baik.
"Kita memiliki rencana untuk mencapai standar pelayanan minimum jalan tol agar semakin lebih baik, salah satunya adalah upaya kami untuk menerapkan sistem MLFF di jalan tol," ujar Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian dalam konferensi internasional virtual mengenai operasional dan pemeliharaan tol di Jakarta, Rabu (10/2).
Dia berharap sistem MLFF dapat dioperasionalkan di jalan-jalan tol Indonesia pada akhir tahun 2023.
Dalam paparannya, Hedy menyampaikan bahwa sistem tol MLFF merupakan teknologi sistem transaksi nirsentuh non-tunai yang memungkinkan pengguna jalan tol melaju tanpa hambatan dengan kecepatan normal, serta tidak perlu lagi mengurangi kecepatan atau berhenti di gerbang tol.
Terkait Intelligent Transportation System atau ITS, tambahnya, pemerintah berupaya menerapkan konsep ini pada level operasional.
Seiring perkembangan dalam teknologi industri mobil, khususnya autonomous vehicle, maka Kementerian PUPR harus mempersiapkan sistem jalan tol yang dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi tersebut. Dengan demikian terkait ITS, Hedymenyatakan pentingnya semacam peta jalan untuk mewujudkan konsep ITS ini.
Menurut dia, konsep ITSberperan dalam melakukan pemantauan arus lalu lintas secara seketika di jalan tol melalui kamera CCTV pintar, teknologi Road Traffic Microwave System (RTMS), dan sumber data lainnya.
Hasil pemantauan tersebut kemudian tergambar juga dalam peta digital yang digunakan untuk memantau lalu lintas dan fasilitas tol secara real time. Informasi dari pemantauan kamera dan peta digital itu kemudian disampaikan untuk membantu para personel operator tol di lapangan dalam rangka memgambil tindakan yang tepat.