REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Pergerakan tanah yang terjadi di Desa Bojongsari, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, masih terus terjadi hingga Rabu (10/2). Sementara tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih belum melakukan kajian kelayakan lahan di wilayah itu.
Kepala Desa Bojongsari, Ubad Badruzaman mengatakan, pergerakan tanah masih terus terjadi. Masyarakat juga khawatir pergerakan tanah itu akan membuat rumah mereka ambruk. Karenanya, ketika malam hari, warga yang rumahnya sudah rusak berat akibat pergerakan tanah yang terjadi, memilih mengungsi. "Kemarin juga sudah ada tenda dari dinas sosial," kata dia.
Menurut dia, tenda itu digunakan oleh sebagian warga untuk tidur ketika malam hari. Sementara sebagian warga lainnya mengungsi ke rumah saudara atau kerabatnya. Saat siang hari, warga masih beraktivitas seperti biasa.
Ubad mengatakan, hingga saat ini belum ada tim yang melakukan kajian geologi di wilayah desa itu. Padahal, masyarakat sangat menanti kepastian kelayakan lahan permukiman mereka."Kemarin juga warga nanya terus. Tapi saya kan tidak bisa memastikan layak atau tidaknya," kata dia.
Berdasarkan data pemerintah desa setempat, setidaknya terdapat 30 rumah yang mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah yang terjadi di wilayah itu. Sementara rumah yang terdampak lebih banyak lagi.
Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial, Fakir Miskin, dan Data, Dinas Sosial Kabupaten Tasikmalaya, Rahmat ZM mengatakan, pihaknya sudah melakukan peninjauan langsung ke lokasi terdampak pergerakan tanah di Desa Bojongsari. Menurut dia, terdapat 16 rumah yang mengalami rusak berat akibat kejadian bencana tersebut.
"Kita sudah dirikan tenda, kita minta sementara masyarakat tidur di tenda pengungsian. Karena dikhawatirkan akan roboh karena setiap hari ada gerakan tanah. Kita tak berharap ada korban jiwa," kata dia.
Menerut dia, pihak desa dan kecamatan masih menunggu kajian dari PVMBG. Jika memang lahan di wilayah itu sudah tidak layak, pemerintah desa sudah menyiapkan lahan untuk relokasi warga yang terdampak. "Masyarakat juga semua setuju pindah. Kita minta juga BPBD segera datangkan tim geologi untuk melakukan kajian, karena masyarakat itu cemas sekarang," kata dia.