Rabu 10 Feb 2021 21:31 WIB

Asosiasi UMKM Apresiasi Peran BRI di Masa Pandemi

Omzet pelaku UMKM selama masa pandemi turun hingga 50 persen

Red: Hiru Muhammad
Nasabah antre di Bank BRI Kantor Cabang Kendari Samratulangi, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/12/2020). Bank BRI Cabang Kendari dipenghujung tahun 2020 mencatat realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Kredit Modal Kerja mencapai Rp32,8 miliar, Program Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) tersalurkan sebesar Rp12,4 miliar untuk 5.172 nasabah sedangkan Program UMKM berupa kredit super mikro terealisasi sekitar Rp10 miliar ke penerima sebanyak 1.048 nasabah.
Foto: ANTARA/Jojon
Nasabah antre di Bank BRI Kantor Cabang Kendari Samratulangi, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/12/2020). Bank BRI Cabang Kendari dipenghujung tahun 2020 mencatat realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Kredit Modal Kerja mencapai Rp32,8 miliar, Program Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) tersalurkan sebesar Rp12,4 miliar untuk 5.172 nasabah sedangkan Program UMKM berupa kredit super mikro terealisasi sekitar Rp10 miliar ke penerima sebanyak 1.048 nasabah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Peran aktif Bank BRI menjadi mitra strategis pemerintah dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mendapat respon positif dari pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Asosisasi UMKM Indonesia (Akumindo) mengapresiasi komtimen BRI untuk terus mendukung UMKM sehingga dapat melalui masa sulit saat ini.

Ketua Umum Akumindo Ikhsan Ingratubun mengapresiasi peran BRI dalam mendukung keberlangsungan UMKM selama masa pandemi. Menurutnya, perseroan telah aktif memberikan relaksasi kredit, sekaligus menjadi agen penyalur insentif pemerintah yang aktif.

"Peran BRI sudah sangat baik. Relaksasi kredit sekaligus penyaluran insetif pemerintahnya sangat baik. Pelaku UMKM pun sangat terbantu oleh komitmen BRI sekaligus pemerintah sebagai pemiliknya," katanya, baru-baru ini.

Dia menuturkan selama masa pandemi pelaku UMKM mengalami penurunan omzet hingga lebih dari 50 persen. Pendapatan tersebut tergolong sulit untuk pelaku usaha dapat melanjutkan operasionalnya jika harus tetap menjalankan kewajiban pembayaran utangnya.