Rabu 10 Feb 2021 22:51 WIB

Sumsel Anggarkan Rp 30 Miliar Atasi Karhutla

Salah satu strategi yang dinilai jitu yakni memetakan daerah yang rawan terbakar.

Petugas pemadam kebakaran melakukan proses pembasahan lahan gambut yang terbakar di wilayah Sumatra Barat (ilustrasi)
Foto: Antara/Makna Zaezar
Petugas pemadam kebakaran melakukan proses pembasahan lahan gambut yang terbakar di wilayah Sumatra Barat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengalokasikan dana sebesar Rp 30 miliar untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan pada 2021. Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru di Palembang, Rabu (10/2) mengemukakan melalui porsi anggaran dari APBD ini diharapkan dapat menekan kebakaran hutan dan lahan seperti halnya 2020.

“Tahun lalu ada karhutla, tapi tidak banyak. Bahkan Sumsel tercatat sebagai daerah yang relatif bebas kabut asap,” kata Herman Deru dalam rapat koordinasi penanganan karhutla 2021. Ia optimistis target zero karhutla dapat tercapai mengingat Sumsel telah berpengalaman dalam penanganan bencana alam ini.

Baca Juga

Saat ini Sumsel lebih mengedepankan mitigasi (pencegahan) dengan melibatkan semua pihak terkait, mulai dari Polri/TNI, BPBD, perusahaan perkebunan, pemerintah kabupaten/kota, hingga masyarakat.

Salah satu strategi yang dipadang cukup jitu yakni memetakan daerah yang rawan terbakar. Kemudian, semua sumber daya dipusatkan untuk menjaganya sehingga dapat menekan potensi kebakaran hutan dan lahan. Kawasan mudah terbakar itu umumnya merupakan areal bergambutyang rawan terbakar saat musim kemarau.

Sumsel memiliki sekitar 1,4 juta hektare kawasan gambut yang tersebar di 10 kabupaten di antaranya Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Muaraenim. “Saya tak henti-hentinya mengingatkan kepala daerah untuk fokus pada pencegahan, saat-saat seperti ini sangatlah tepat untuk persiapan sehingga saat kemarau, semua sarana dan prasaran sudah siap," kata dia.

Pada 2020, Pemprov Sumsel mengalokasikan Rp 45 miliar untuk membantu 10 kabupaten/kota yang dinilai rawan karhutla. Sementara pada 2021 dianggarkan Rp 30 miliar yang akan digunakan untuk membuat sekat kanal, sumur bor dan sarana dan prasarana pendukung.

Data Satgas Karhutla Sumsel menyebut luasan lahan terbakar sepanjang 2020 tercatat hanya 418 hadengan 4.434 titik panas (hotspot) atau turun signifikan dibandingkan 2019 yakni 428.356 hektare dengan 17.024 hotspot. Penurunan intensitas karhutla dipengaruhi juga musim kemarau basah yang melanda wilayah Sumatera Selatan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement