REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pep Guardiola mengeluarkan sebuah pernyataan bernada sarkasme dengan mengatakan bahwa timnya, Manchester City "sudah juara." City memiliki keunggulan lima poin di puncak klasemen Liga Premier Inggris , setelah mengalahkan juara bertahan Liverpool di Anfield pada Ahad (7/2) lalu.
Guardiola diperkirakan akan membawa trofi domestik ke Stadion Etihad untuk ketiga kalinya pada Mei, tetapi pelatih asal Spanyol itu tidak terbawa suasana oleh posisi timnya saat ini. "Dua atau tiga bulan lalu kami dicoret dari segalanya: kami tidak memiliki kesempatan untuk menjadi juara, untuk lolos ke Liga Champions, tetapi sekarang kami siap," ujarnya dalam sebuah konfrensi pers yang dikutip Goal pada Rabu (10/2).
"Kami siap, jadi mungkin kami tidak boleh memainkan pertandingan lagi di Liga Inggris karena kami sudah menjadi juara," ucapnya.
"Saya tidak mengerti mengapa kami harus bermain melawan Tottenham dan setelah melawan Everton? Saya tidak memahaminya karena kami sudah menjadi juara," katanya.
Guardiola kemudian menjawab pertanyaan dengan lebih serius dan mengatakan bahwa timnya harus terus fokus dan bekerja keras agar menjadi juara.
"Saya mengerti mengapa orang membicarakannya, tetapi tidak ada yang abadi, tidak ada yang sempurna. Hanya karena kami menang di masa lalu, bukan berarti kami akan menang di masa depan," kata Guardiola.
“Kami harus fokus pada pertandingan berikutnya. Selalu dalam karier saya dengan tim saya, kami berpikir seperti ini dan berbicara dengan cara ini dan ini bukan pengecualian," ujarnya.
Sedangkan Liverpool tertinggal 10 poin di belakang City dalam klasemen liga Inggris setelah kalah 1-4 di Merseyside pada pekan lalu. Banyak yang menilai bahwa The Reds sudah tersingkir dari perburuan gelar liga Inggris dan berjuang untuk finis empat besar musim ini.
Namun, Guardiola belum mau mencoret tim asuhan Jurgen Klopp tersebut, mengingat betapa cepat perubahaan posisi di liga tiap pekan.
"Liverpool tetap menjadi salah satu tim terbaik yang pernah saya lihat dalam hidup saya dan tidak terkalahkan di 68 pertandingan secara beruntun di kandang," ucapnya.
"Mereka mampu menghancurkan, menang dengan selisih besar, menang di menit-menit terakhir - selama tiga musim tanpa satu kekalahan," tambah mantan pelatih Munchen dan Barcelona tersebut.