REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis dapat menyalurkan target kredit sebesar 7,13 persen pada tahun ini. Adapun target tersebut tidak jauh berbeda yang dicanangkan otoritas sebesar 7,5 persen dan Bank Indonesia sebesar tujuh persen sampai sembilan persen.
Anggota Dewan Komisioner OJK Heru Kristiyana mengatakan berbagai pelaku perbankan masih cukup optimistis dapat menggenjot penyaluran kreditnya pada tahun ini. “Kita lihat proyeksi pertumbuhan ekonomi pad 2021 akan positif, pertanyaanya bagaimana perbankan. Kita lihat rencana bisnis perbankan cukup optimistis. RBB akan rencanakan kredit tumbuh 7,13 persen,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (11/2).
Menurutnya target penyaluran kredit bergantung terhadap bagaimana penanganan Covid-19 serta perkembangan permintaan atau demand kredit. Oleh karena itu, OJK berupaya mendorong perbankan untuk menerapkan digitalisasi dan menggenjot penyaluran kredit ke masyarakat.
“Saya juga sampaikan bagaimana OJK dukung pada 2021 agar perbankan tumbuh. Kita dukung digitalisasi, serta aturan terkait OJK terus kita respons,” ucapnya.
Sepanjang 2020, OJK mencatatkan pertumbuhan kredit perbankan minus 2,41 persen. Kemudian profil risiko perbankan masih terkendali rasio non performing loan (NPL) gross pada level 3,06 persen lebih tinggi bila dibandingkan 2019 sebesar 2,53 persen atau net 0,98 persen lebih rendah dari 2019 pada level 1,19 persen.