Kamis 11 Feb 2021 17:16 WIB

Banyak Tantangan, Huawei Malah Makin Pede dengan Bisnis

Bos Huawei mengatakan memiliki banyak cara untuk mengatasi tantangan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Pendiri Huawei, Ren Zhengfei
Foto: dok. Huawei Indonesia
Pendiri Huawei, Ren Zhengfei

REPUBLIKA.CO.ID, SHANXI -- Penyedia solusi TIK, Huawei menegaskan kembali keyakinannya pada keberlangsungan bisnis di tengah berbagai tantangan. Khususnya tentang kinerja penjualan smartphone.

Hal ini diungkapkan  oleh pendiri Huawei, Ren Zhengfei, saat menjelaskan strategi global perusahaan, mulai dari aplikasi 5G hingga sikap terbuka terhadap kerja sama dengan banyak pihak, terutama pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Baca Juga

Melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (10/2) malam, dalam wawancara dengan media pada pembukaan Intelligent Mining Innovation Lab di Taiyuan, Shanxi China pada 9 Februari, Ren mengatakan keyakinannya terhadap kelangsungan bisnis Huawei bahkan makin menguat dibanding sebelumnya.

"Sebab, kami memiliki lebih banyak cara untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Keyakinan saya juga makin menguat melihat pendapatan keuntungan penjualan Huawei pada 2020 yang lebih tinggi dari 2019," ucap dia.

Pendapatan Huawei pada 2020 tercatat sebesar 13,7 dolar AS atau mengalami kenaikan YoY sebesar 11,2 persen. Laba Huawei juga tercatat mengalami kenaikan sebesar 10,4 persen sehingga laba pada 2020 menjadi 9,9 miliar dolar AS.

Ren mengatakan, sejumlah besar pelanggan masih terus memberikan kepercayaannya kepada Huawei.

“Jika Anda punya waktu, Anda harus mengunjungi Pelabuhan Ningbo, Bandara Shenzhen, Bandara Internasional Dubai dan pabrik mobil di Jerman yang semuanya menggunakan layanan 5G kami. Anda bisa menyaksikan sendiri bagaimana Huawei membantu mereka untuk maju,” ujar Ren.

Menurut Ren, berbeda dengan jaringan komunikasi generasi sebelumnya yang bertujuan menghubungkan banyak rumah dan manusia, tujuan utama dari bangunnya jaringan komunikasi di era 5G adalah untuk menghubungkan bisnis dari berbagai industri. “Kami juga telah mulai menjalankan program bernama Nanniwan. Masyarakat di luar China mungkin tidak mengenal program tersebut. Namun, pada dasarnya ini terkait dengan konsep kemandirian dalam produksi. Program ini dimaksudkan untuk membantu kami melakukan banyak terobosan di bidang pertambangan batu bara, besi dan baja, musik serta dalam kategori produk seperti TV, komputer dan tablet,” kata Ren.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement