REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pefindo menaikkan peringkat PT Bank Syariah Indonesia (Bank Syariah Indonesia) menjadi "idAAA" dengan outlook stabil. Dalam keterangan persnya, Kamis (11/2) Sebelumnya Pefindo menetapkan peringkat "idAA+/positif" pada PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIsyariah) yang merupakan surviving entity dari penggabungan usaha dengan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNI Syariah).
Pefindo juga menarik peringkat BNI Syariah dan BSM, yang tidak lagi berdiri sebagai badan hukum yang terpisah dan aset dan kewajibannya dialihkan sepenuhnya kepada Bank Syariah Indonesia. Peringkat terakhir BNI Syariah dan BSM adalah idAA+ dengan outlook positif, yang terkait dengan rencana merger tersebut.
Pada saat yang sama, Pefindo juga menaikkan peringkat Sukuk Mudharabah Subordinasi BSM tahun 2016 yang sebelumnya diterbitkan oleh BSM menjadi “idAA(sy)” from “idAA-(sy)”. Kenaikan peringkat tersebut mencerminkan realisasi merger, yang menciptakan bank syariah terbesar di Indonesia dengan total aset melebihi Rp 214,7 triliun atau setara dengan sekitar 40,4 persen industri perbankan syariah dan 2,4 persen industri perbankan per Juni 2020.
BSI kini merupakan bank terbesar ketujuh di industri perbankan per November 2020. Dalam jangka panjang, Bank Syariah Indonesia akan meningkatkan profil bisnisnya dengan memanfaatkan jaringan group induk, diversifikasi pembiayaan dan struktur pendanaan yang lebih baik, serta indikator keuangan yang lebih kuat.
Obligor berperingkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya, relatif terhadap obligor Indonesia lainnya, adalah superior.
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idAA(sy) hanya berbeda sedikit dengan peringkat tertinggi. Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas kontrak pendanaan syariah dibandingkan emiten Indonesia lainnya adalah sangat kuat.