REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina bulan ini akan menerima 600.000 dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech yang disumbangkan oleh Pemerintah China.
Beberapa bagian vaksin akan diberikan untuk tentara di Filipina, kata seorang pejabat senior pemerintah, Kamis (11/2).
Juru Bicara Kepresidenan, Harry Roque, saat jumpa pers mengatakan vaksin akan tiba pada 23 Februari. Namun, vaksin akan diberikan ke warga Filipina jika Badan Pengawas Obat-Obatan dan Makanan telah mengeluarkan izin.
Sejauh ini, Badan Pengawas Obat-Obatan Filipina (FDA) baru mengeluarkan izin pakai darurat untuk vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca/Oxford University dan Pfizer/BioNTech. Roque mengatakan FDA telah memberi izin penggunaan khusus (compassionate use) untuk 10.000 dosis vaksin Covid-19 buatan Sinopharm untuk pasukan pengawal Presiden Rodrigo Duterte.
Jubir presiden itu lanjut menerangkan 100.000 dari total 600.000 dosis vaksin akan diberikan ke tentara dan tenaga kesehatan lainnya. Filipina berencana menggelar vaksinasi massal menggunakan 117.000 dosis vaksin buatan Pfizer/BioNTech yang diperoleh lewat skema pengadaan vaksin global COVAX. Vaksin itu rencananya akan dikirim ke Filipina bulan ini.
Pemerintah telah bernegosiasi dengan beberapa pembuat vaksin, antara lain Moderna, Gamaleya, Janssen, Pfizer, AstraZeneca, Sinovac, dan Novavax, untuk memperoleh kurang lebih 148 juta dosis vaksin.
Jutaan dosis vaksin Covid-19 itu dijadwalkan tiba di Filipina pada kuartal II atau III tahun ini. Otoritas setempat berencana memvaksin 70 juta orang dewasa, dua pertiga dari 108 juta jiwa penduduk Filipina, untuk mencapai kekebalan kelompok. Pemerintah melaporkan 541.000 kasus positif Covid-19 dan 11.400 di antaranya meninggal dunia.