REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Sejumlah perajin kue keranjang di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung tetap berproduksi, meski mengalami penurunan pesanan akibat adanya pandemi Covid-19.
"Tahun ini produksi kue keranjang mengalami penurunan pesanan sekitar 70 persen dari tahun sebelumnya," ujar salah seorang perajin kue keranjang Hasan Kurniawan, di Bandarlampung, Kamis (11/2).
Ia mengatakan sebelum pandemi Covid-19 berlangsung, dirinya dapat menjual 1.000 buah kue keranjang dalam sehari, namun kini hanya mampu terjual 700 buah.
"Kami tetap produksi meski ada pengurangan jumlah pesanan, dalam sepekan terakhir penjualan mulai ramai, berbeda saat awal bulan yang cenderung sepi pesanan," katanya pula.
Harga kue keranjang yang merupakan salah satu kue khas saat perayaan Imlek ini, mengalami kenaikan harga akibat adanya kenaikan harga bahan baku utama yakni tepung ketan.
"Ada kenaikan harga karena bahan seperti ketan agak tinggi yang saat ini Rp 24.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 23.000 per kilogram, ada kenaikan sebanyak Rp 1.000 untuk harga grosir," ujarnya.
Dia mengatakan pula bila dijual secara eceran harga satu paket kue keranjang berkisar Rp 25.000 hingga Rp 26.000. "Meski harga mengalami kenaikan dan pesanan pun mengalami penurunan, kami tetap memproduksi kue keranjang untuk memenuhi kebutuhan warga yang merayakan Imlek," ujarnya lagi.
Hal serupa juga dikatakan oleh salah seorang pembuat kue keranjang rumahan, Alin. "Kami tetap produksi meski tidak sebanyak tahun lalu, untuk memenuhi permintaan pasar menjelang perayaan Imlek," ujar Alin.
Produk kue keranjang yang ia buat dipasarkan ke sejumlah toko oleh-oleh dan secara daring. "Dijual ke toko oleh-oleh, ada juga yang dijual online, namun sekarang sudah tidak produksi karena besok sudah Imlek," katanya.