REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) DIY dalam koordinasi RSUP Dr Sardjito kembali menggelar vaksinasi. Vaksinasi covid-19 tahap kedua ini masih ditujukan kepada tenaga kesehatan DIY yang kembali dilaksanakan secara massal.
Jeda waktu pemberian vaksin pertama dan kedua paling cepat 14 hari. Vaksinasi tahap kedua ini sekaligus dijadikan sebagai model vaksinasi masal, membantu percepatan pelaksanaan vaksinasi di DIY dengan sasaran 2.974.130 jiwa dalam kurun 15 bulan.
Sebelum pelaksanaan, RSUP Dr Sardjito selaku koordinator telah mengundang peserta vaksin yang terdaftar di periode sebelumnya melalui WA blast. Target peserta vaksin kali ini 2.427 nakes DIY yang memang telah terdaftar dalam Sistem Informasi SDMK.
Program ini menggandeng UGM, Dinkes DIY, Poltekkes Yogyakarta, KKP Yogyakarta, RS Bethesda, RS Panti Rapih, Polsek Melati dan Depok Barat. Ini melibatkan 206 tenaga medis sebagai tim skrining, observer, pelepasan batch, emergency, escorting, ambulance, dan farmasi.
Pelaksanaan vaksinasi di Grha Sabha Pramana UGM dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Penerima vaksin melakukan registrasi dulu menunjukkan KTP, lalu proses skrining kesehatan, pemberian vaksin dan pemantauan kondisi 30 menit.
Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, dr Rukmono Siswishanto mengatakan, keberhasilan vaksinasi ini berkat adanya sinergi antar institusi di DIY. Serta, dukungan Kemenkes yang menyukseskan vaksinasi kepada 1,3 juta orang nakes di 34 provinsi.
"Diharap kegiatan serupa dapat ditiru daerah Iain secara merata. Bahkan, kegiatan serupa tahap berikutnya bagi aparat, pendidik dan masyarakat yang telah diberi izin untuk divaksin dapat pula dilaksanakan seperti ini," kata Rukmono, Kamis (11/2).
Vaksinasi yang diberikan tahap awal bagi nakes tersebut merupakan salah satu usaha memutus mata rantai penyebaran covid-19. Rukmono berharap, masyarakat bisa memahami pentingnya vaksinasi, sehingga ketika sampai waktunya untuk vaksin masyarakat siap.
"Penerapan protokol kesehatan yang tertib juga menjadi kunci untuk mengakhiri pandemi ini," ujar Rukmono.