Jumat 12 Feb 2021 06:18 WIB

Putus Kontrak Bombardier Bagian Efisiensi Garuda Indonesia

Kontrak Bombardier CRJ 1000 sejak awal bermasalah dan tak cocok dengan rutenya.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pesawat Bombardier CRJ 1000 NextGen milik maskapai Garuda
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Pesawat Bombardier CRJ 1000 NextGen milik maskapai Garuda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat BUMN Toto Pranoto mengatakan pembatalan kontrak Garuda Indonesia dengan Bombardier CRJ 1000 merupakan upaya efisiensi. Toto menyebut langkah efisiensi seperti ini juga banyak dilakukan maskapai secara global sebagai imbas dari dampak pandemi.

"Mereka (maskapai) mencoba melakukan renegosiasi dengan lessor supaya armada pesawat bisa diterminasi kontraknya lebih awal. Tujuannya perampingan armada," ujar Toto saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Kamis (11/2).

Baca Juga

Toto mendukung sikap Menteri BUMN Erick Thohir dan manajemen Garuda Indonesia yang membatalkan kontrak dengan Bombardier CRJ 1000. Toto menyebut kontrak Bombardier CRJ 1000 sejak awal bermasalah dan dianggap tidak cocok dengan rute yang akan dilayaninya.

"Terbukti kemudian pimpinan manajemen Garuda saat itu bermasalah soal tata kelola perusahaan yang baik," ucap Toto.