REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Genangan akibat banjir yang berlangsung selama beberapa hari di Kota Semarang, memaksa warga harus sabar, karena aktivitasnya terganggu.
"Banjir kali ini memang mengundang rasa sabar. Namun di sisi lain juga menghadirkan kesadaran gotong royong antarwarga. Di antaranya dapat dilihat dari kegiatan masak bareng yang mungkin agak sulit dilakukan kala kondisi normal," terang koordinator dapur umum Peduli Banjir Semarang, Wahyu, Rabu (10/2).
"Jadi, banjir egini saling sapa lewat obrolan santai dan gelak tawa kadang menyertai aktivitas ibu-ibu di dapur umum, seperti yang terjadi dapur umum BMH, di Sawahbesar, Gayamsari, Kota Semarang," imbuh Wahyu dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia menambahkan, beberapa hari ini tim BMH terus melakukan mobilisasi beragam hal untuk ambil bagian dalam aksi peduli banjir Semarang di antaranya melalui dapur umum yang telah didirikan.
Kepedulian ini jadikan warga merasa sangat bahagia dan penuh kesyukuran.
"Terima kasih atas kerja sama ini. Semoga kepedulian BMH yang memilih kolaborasi bersama ibu-ibu di dapur umum BMH yang ditempatkan di Sawah Besar ini menjadi kolaborasi yang lebih intens dengan kerja bareng lainnya ke depan," ungkap seorang warga yang mengkoordinir ibu-ibu memasak di dapur umum, Ibu Yanu.
Sebagai informasi, hingga hari Rabu (10/2), masih ada banjir di beberapa wilayah di Semarang yang belum sepenuhnya surut. Kondisi ini membutuhkan perhatian bersama agar warga tetap ditemani dan kepedulian kepada mereka masih terus ada.
"Insya Allah setelah Sawah Besar, Dapur Umum BMH dijadwalkan didirikan di Tanggung Rejo, RT 4/5 Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari," tutur Wahyu.