REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi muda Indonesia dirangkul dalam program bernama NGO Learning Internship Program yang berlangsung sejak 2019. Direktur Eksekutif Sompo Environment Foundation, Yoshikazu Nishiwaki mengatakan, setelah 20 tahun sukses mendorong anak muda di Jepang peduli pada isu lingkungan, sekarang saatnya anak muda Indonesia melakukannya.
"Tahun ini adalah tahun ketiga program ini berjalan di Indonesia dan mendapat perhatian yang sangat besar dari para mahasiswa. Kami sangat senang melihat anak muda Indonesia memiliki kesadaran dan antusiasme tinggi mengambil langkah proaktif untuk menanggulangi masalah lingkungan," kata Nishiwaki dalam pernyataan di Jakarta, belum lama ini.
Menurut Nishiwaki, program ini menerima ratusan mahasiswa yang mendaftar program. Pada 2021, setelah melalui peninjauan lamaran dan wawancara, terpilih 20 mahasiswa magang yang berasal dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP), dan kampus lainnya.
Seluruh peserta nantinya disebar di tujuh yayasan lingkungan di Jabodetabek, yakni Benua Lestari Indonesia, Borneo Orang Utan Survival Foundation (BOSF), Burung Indonesia, Conservation International Indonesia, DeTara Foundation, InSWA, Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP).
Nishiwaki menjelaskan, program ini bertujuan mengajak mahasiswa Indonesia terlibat aktif dan memperdalam pemahaman mereka tentang berbagai masalah lingkungan, termasuk perubahan iklim dan konservasi hutan.
Direktur Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jo Kumala Dewi mengapresiasi kepada penyelenggara dan mitra yang telah menginisiasi program yang memberdayakan generasi muda sebagai Agen Perubahan. Menurut dia, program ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial dari mitra kerja KLHK.
"Sompo telah menunjukkan kepedulian dan komitmen yang tinggi tentang bagaimana mengarusutamakan isu lingkungan kepada generasi muda," kata Kumala.
Direktur Umum Japan Environmental Education Forum Indonesia, Makoto Yata, mengatakan, pihaknya mendampingi para peserta dalam menjalankan program ini di Indonesia selama delapan. Mulai Februari hingga September 2021, setiap peserta wajib mengikuti berbagai aktivitas lingkungan bersama yayasan masing-masing.
Mereka juga mendapat tunjangan Rp 100 ribu per hari untuk transportasi dan makan, maksimum 75 hari per mahasiswa. Peserta juga diwajibkan mengikuti pertemuan bulanan dan mengirimkan laporan bulanan kepada Sompo," kata Yata yang sangat fasih berbahasa Indonesia ini.