Jumat 12 Feb 2021 08:05 WIB

BSI Apresiasi Peningkatan Rating dari Pefindo

BSI akan secara agresif mendongkrak kinerja dalam masa pemulihan ekonomi tahun ini.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menutup logo bertuliskan Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Rabu (27/1). PT Bank Syariah Indonesia Tbk mengapresiasi peningkatan rating Perseroan, menjadi peringkat idAAA dengan prospek stabil dari Pefindo.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pekerja menutup logo bertuliskan Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Rabu (27/1). PT Bank Syariah Indonesia Tbk mengapresiasi peningkatan rating Perseroan, menjadi peringkat idAAA dengan prospek stabil dari Pefindo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk mengapresiasi peningkatan rating Perseroan, menjadi peringkat idAAA dengan prospek stabil dari Pefindo. Sebelumnya, peringkat idAA positif diberikan Pefindo kepada PT Bank BRIsyariah Tbk yang merupakan surviving entity dari hasil penggabungan tiga bank syariah milik Himbara.

Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan entitas hasil penggabungan dari tiga bank syariah milik Himbara yakni PT BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNI Syariah). Bank Syariah Indonesia resmi beroperasi dan efektif merger pada 1 Februari 2021.

Baca Juga

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengapresiasi peningkatan kembali rating perseroan awal tahun ini. Dia menyampaikan perseroan pun akan agresif dalam mendongkrak kinerja pada masa pemulihan ekonomi tahun ini termasuk rencana bisnis jangka menengah.

"Capaian ini menjadi movitasi bagi manajemen untuk terus bekerja keras mewujudkan target yang telah ditetapkan, termasuk mengakselerasi integrasi layanan kepada nasabah dan masyarakat," katanya dalam keterangan yang diterima Jumat (12/2).

Potensi masyarakat Indonesia yang muslim saat ini lebih dari 200 juta atau terbesar di dunia. Industri halal di 2024 diperkirakan sekitar Rp 4.800 triliun. Hery mengatakan potensi ini akan digarap seoptimal mungkin.

Sebelumnya, Analis Pefindo Handhayu Kusumowinahyu menyampaikan pemeringkatan tersebut mencerminkan realisasi merger, yang menciptakan bank syariah terbesar di Indonesia dengan total aset melebihi Rp 214,7 triliun atau setara dengan sekitar 40,4 persen industri perbankan syariah dan 2,4 persen industri perbankan per Juni 2020. BSI juga merupakan bank terbesar ketujuh di industri perbankan per November 2020.

Dalam jangka panjang, menurut Handhayu, Bank Syariah Indonesia akan memperkuat profil bisnisnya dengan memanfaatkan jaringan induk usaha, diversifikasi pembiayaan pendanaan lebih baik, serta memperkuat indikator keuangan. Obligor dengan peringkat idAAA memiliki peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo.

Handhayu memaparkan kapasitas BSI untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang relatif dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya adalah superior. Instrumen pembiayaan syariah dengan peringkat idAA (sy) hanya sedikit berbeda dari instrumen dengan peringkat tertinggi.

Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang berdasarkan kontrak pembiayaan syariah, relatif terhadap emiten Indonesia lainnya, sangat kuat. Peringkat tersebut mencerminkan dukungan Bank Syariah Indonesia yang sangat kuat dari pemegang saham utama, posisi yang sangat kuat di segmen perbankan syariah, permodalan yang sangat kuat, serta profil likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang sangat kuat.

Namun, peringkat tersebut dibatasi sebagian oleh kualitas asetnya yang moderat. Peringkat dapat diturunkan jika PEFINDO melihat adanya penurunan material atas dukungan dari pemegang saham utama, yang dibuktikan dengan penurunan material dalam kepemilikan atau penurunan kontribusi kepada Induk.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement