REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Surat Al-Falaq dan An-Naas tidak turun serta-merta. Ada faktor yang melatari mengapa kedua surat yang tergolong surat pendek itu turun. Turunnya surat tersebut berkaitan dengan penyihir pria Yahudi dari Bani Zuraiq bernama Labid bin Al-Asham.
Dalam hadits panjang yang diriwayatkan dari jalur Aisyah RA, disebutkan bahwa Rasulullah pernah terkena sihir pria Yahudi itu. Bahkan sihir tersebut sampai membuat Rasulullah SAW membayangkan seakan-akan melakukan sesuatu padahal tidak melakukan apa-apa.
Hingga suatu ketika, Nabi Muhammad SAW berada di sisi Aisyah sambil mengucapkan doa dan doa. Beliau pun bersabda, "Wahai Aisyah, apakah kamu tahu bahwa Allah telah memberikan jawaban kepadaku tentang apa yang aku tanyakan kepada-Nya tentang sihir?"
Nabi SAW menyampaikan bahwa ada dua orang yang mendatanginya. Satu di antaranya duduk di dekat kepala beliau dan yang satunya lagi berada di dekat kaki beliau. Lalu salah seorang di antara keduanya berkata kepada temannya, "Sakit apa orang ini?" "Terkena sihir", jawab temannya.
"Siapa yang telah menyihirnya?", tanya temannya lagi. Temannya menjawab, "Labid bin Al-Asham." Ditanya lagi, "Dalam bentuk apa sihir itu?" Dia menjawab, "Pada sisir dan rontokan rambut ketika disisir, dan kulit mayang kurma jantan."
"Lalu, di mana semuanya itu berada?" kata salah satu temannya. Lalu dijawab, "Di sumur Dzarwan." Kemudian Rasulullah SAW mendatangi sumur itu bersama beberapa orang sahabat beliau.
Lantas, beliau datang dan berkata, "Wahai Aisyah, seakan-akan airnya berwarna merah seperti perasan daun pacar, dan seakan-akan kulit mayang kurmanya seperti kepala setan."
Aisyah kemudian bertanya...