Jumat 12 Feb 2021 14:49 WIB

Biden Aku China adalah Pesaing Utama Amerika Serikat

Biden untuk pertama kali berkomunikasi Presiden China Xi Jinping.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Joe Biden.
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan sengitnya persaingan dengan Cina. Usai sambungan telepon pertamanya dengan Presiden Cina Xi Jinping, Biden menggelar rapat dengan sekelompok Senator AS untuk membahas meningkatkan infrastruktur demi bersaing dengan China.

Dalam pernyataannya usai sambungan telepon itu Xi menyerukan kerja sama 'saling menguntungkan'. Sementara Biden menegaskan China adalah 'pesaing serius Amerika'.

Baca Juga

Dalam pertemuan dengan para Senator, Biden mengatakan Rabu (10/2) malam lalu ia berbicara dengan Xi selama dua jam. "Bila kami tidak bergerak, mereka akan makan 'makanan siang' kami, mereka berinvestasi miliaran dolar untuk berbagai macam hal yang berkaitan dengan transportasi, lingkungan dan berbagai isu lainnya, kami harus melangkah maju," kata Biden pada para Senator Kamis (11/2) kemarin.

Gedung Putih mengatakan Biden menekankan pada Xi sudah menjadi prioritas AS untuk melestarikan keterbukaan dan kebebasan di Indo-Pasifik. Wilayah itu menjadi titik konflik antara AS dan Cina.

Biden juga menyuarakan keprihatinan 'fundamental' mengenai praktek perdagangan 'koersif dan tidak adil' China serta isu hak asasi manusia termasuk penindakan keras pemerintah pusat di Hong Kong dan perlakukan pada muslim di Xinjiang.  Paman Sam pun prihatin dengan aksi-aksi China di Asia termasuk ke Taiwan.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Biden juga mengungkapkan keprihatinannya mengenai kurang transparannya China mengenai virus Corona. China meminta pemerintah AS yang baru untuk tidak menyentuh semua isu hak asasi yang Biden singgung.

Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan dalam percakapan itu Xi memberitahu Biden konfrontasi antara kedua negara akan menjadi 'bencana'. Xi menekakan kedua belah pihak harus membangun kembali cara untuk menghindari kesalahpahaman.

Xi menjaga nada tegas mengenai isu Hong Kong, Xinjiang, dan Taiwan serta menyebutnya sebagai isu 'kedaulatan dan integritas nasional'. Ia berharap Washinton melakukan pendekatan terhadap isu-isu itu dengan hati-hati.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement