Jumat 12 Feb 2021 16:15 WIB

Isu Kudeta AHY, Karangan Bunga Masih Penuhi Rumah Moeldoko

Karangan bunga berisi dukungan moril untuk Moeldoko memenuhi halaman rumahnya.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah karangan bunga yang dikirimkan kepada Moeldoko.
Foto: Dok. Jik
Sejumlah karangan bunga yang dikirimkan kepada Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pekarangan kediaman Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko, dipenuhi karangan bunga dari berbagai kalangan masyarakat. Terlihat karangan bunga dari koperasi kelompok pemuda tani, sukarelawan, pengusaha, dan masyarakat umum yang berisi dukungan moril kepada mantan Panglima TNI itu, pasca bergulirnya isu kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Maju terus Pak Moeldoko, salah satu putra terbaik bangsa," tulis salah satu pesan dalam karangan bunga yang ada di Jalan Terusan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/2).

Baca Juga

"Maju terus, pantang mundur," tulis pernyataan lainnya 

Dukungan moril dan penyemangat itu diberikan kepada Moeldoko yang belakangan dikaitkan dengan upaya kudeta di Partai Demokrat. Beberapa pesan dukungan itu disebut-sebut datang dari warga Indonesia yang tinggal di luar negeri seperti Australia dan Amerika. Dukungan juga datang dari kalangan sukarelawan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkap terdapat pihak yang tengah mengancam Partai Demokrat saat ini. Menurut dia, pihak tersebut adalah gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa. 

Berdasarkan kesaksian dan testimoni dari pihaknya, dia menyebut jika gerakan tersebut melibatkan pejabat penting pemerintahan. Bahkan, secara fungsional ada yang berada di lingkaran kekuasaan terdekat Presiden Jokowi. Nama Moeldoko kemudian disebut-sebut sebagai sosok tersebut. 

Moeldoko telah membantah tudingan itu. Lalu belakangan justru muncul anggapan bahwa tudingan yang ditujukan pada Moeldoko sebagai manuver AHY untuk mencari panggung. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement