Jumat 12 Feb 2021 20:05 WIB

Wagub DKI Apresiasi Penerapan Prokes di Vihara Lalitavistara

Wagub DKI meninjau perayaan Imlek di Vihara Lalitavistara.

Rep: Flori Sidebang / Red: Bayu Hermawan
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (kemeja merah) meninjau langsung perayaan Imlek di Vihara Lalitavistara Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (12/2).
Foto: Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (kemeja merah) meninjau langsung perayaan Imlek di Vihara Lalitavistara Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meninjau langsung perayaan Imlek di Vihara Lalitavistara Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (12/2). Ariza pun mengapresiasi pihak pengelola vihara yang tetap melaksanakan protokol kesehatan secara baik. 

"Saya berterima kasih, bersyukur di vihara ini tetap melaksanakan protokol kesehatan dan pemuka agama dari agama Konghucu dalam merayakan Hari Raya Imlek menyarankan agar jamaahnya bisa beribadah tetap di rumah. Sekali pun di sini diperkenankan, namun masyarakat yang merayakan Imlek/beribadah di vihara ini sangat terbatas," kata Ariza. 

Baca Juga

Menurut Ariza, meski masyarakat dianjurkan untuk melaksanakan ibadah Imlek di rumah masing-masing, tetapi tidak mengurangi makna ibadah tersebut. Dia pun berharap, agar pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 juga dapat diterapkan pada rumah ibadah lainnya. 

"Untuk itu kami sangat senang dan beryukur. Mudah-mudahan ini menjadi contoh kita bagi tempat tempat ibadah yang lain, di masjid, di gereja, di pura dan semua tetap melaksanakan protokol kesehatan, seperti sekarang, dan terus kita tingkatkan," ujarnya.

Ariza menjelaskan, Vihara Lalitavistara  merupakan salah satu vihara tertua di Indonesia yang telah ada sejak sekitar 300 tahun lalu. Ia menuturkan, vihara ini menjadi aset budaya bangsa. Terutama dalam menghargai perbedaan dan membangun persatuan. 

"Di Vihara yang sangat bersejarah ini kita bersyukur sebagai sebuah bangsa bahwa vihara yang tertua ini menjadi aset budaya bangsa," tutur Ariza. 

"Perbedaan kita adalah keberkahan kita, persatuan kita, kekuatan kita. Jakarta adalah kota metropolitan, kota yang menghargai berbagai perbedaan suku, agama, adat profesi dan lain sebagainya. Dan kita bersatu membangun perbedaan ini menjadi kekuatan Jakarta dan bangsa," sambungnya menjelaskan. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement