REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) sudah membuka pendaftaran program “Petani Milenial”. Sejauh ini, dilaporkan sudah ada ribuan orang yang mendaftar program tersebut.
Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jabar Benny Bachtiar mengatakan, pada tahap awal ini Gubernur Jabar Ridwan Kamil menargetkan ada 5.000 orang yang bergabung dalam program Petani Milenial. Adapun sejauh ini yang mendaftar disebut sudah sekitar 6.000 orang. “Pendaftaran program Petani Milenial masih terus berjalan hingga kini,” kata dia di Kota Bandung, Kamis (11/2).
Pendaftaran Petani Milenial ini dapat dilakukan lewat situs web petanimilenial.jabarprov.go.id. Menurut Benny, sejauh ini pendaftar kebanyakan berasal dari wilayah Bandung Raya, seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang, juga dari Kabupaten Garut. Sekitar 87 persen pendaftar merupakan laki-laki dan 13 persen perempuan. Di mana sekitar 45 persennya berusia sekitar 20 tahun-24 tahun, dan 28 persennya berumur sekitar 25 tahun-29 tahun.
Ada sejumlah persyaratan bagi yang mau bergabung dalam program Petani Milenial ini. Seperti dilansir akun Instagram Petani Milenial Jabar, ditentukan syarat umurnya 19 tahun-39 tahun, dengan kartu tanda penduduk (KTP) atau domisili di Jabar. Syarat lainnya, antara lain inovatif dan adaptif terhadap teknologi, siap kerja keras dan tinggal di desa, dan tidak sedang terikat pekerjaan.
Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar Ajat Sudrajat, ada juga syarat mesti mempunyai pengalaman dalam bidang pertanian. “Salah satu persyaratan adalah dia harus punya pengalaman dengan pertanian minimal empat bulan. Karena, ini kaitannya dengan kredit (pembiayaan). Risikonya akan tinggi jika modal disalurkan ke orang yang belum pernah mengenal pertanian sama sekali,” ujar dia.
Setelah pendaftaran, akan dilakukan penyariangan secara administrasi. Termasuk kaitannya dengan pemenuhan syarat bila diperlukan kredit dari lembaga keuangan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap seleksi teknis di perangkat daerah. Setelah dinyatakan lolos, peserta akan dilatih terlebih dulu sebelum mulai terjun ke lapangan.
Untuk tahap awal, menurut Ajat, ada sejumlah komoditas yang diarahkan untuk dibudidayakan oleh para petani milenial ini, antara lain jagung dan ubi jepang. Ia mengatakan, dua komoditas tersebut dipilih karena memiliki nilai ekonomi tinggi.
Menurut Benny, program Petani Milenial ini nantinya tidak hanya mencakup komoditas pertanian, tapi juga perkebunan, peternakan, dan perikanan. “Komoditas akan sangat variatif,” ujar Benny.
Benny mencontohkan, selain jagung dan umbi-umbian, juga jahe dan komoditas hortikultura. Di sektor perkebunan, kata dia, bisa dikembangkan serai wangi. Kemudian jamur tiram dan madu. “Selain itu, budi daya penggemukan domba, ayam broiler, ayam petelur, dan ternak puyuh. Sedangkan di sektor perikanan, yakni budi daya ikan tawar lewat kolam plastik,” kata dia.