Sabtu 13 Feb 2021 12:57 WIB

Nabi Muhammad SAW adalah Pria yang Berkarisma

Senyuman Nabi Muhammad telah menyebarkan aura kegembiraan yang tak terlukiskan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Fakhruddin
Nabi Muhammad SAW adalah Pria yang Berkarisma. Ilustrasi Nabi Muhammad SAW
Foto: MGROL100
Nabi Muhammad SAW adalah Pria yang Berkarisma. Ilustrasi Nabi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sosok Nabi Muhammad SAW selalu ceria, ramah, dan tidak pemarah. Ketika dia berbicara, para pengikutnya akan mendengarkan dengan penuh perhatian. Nabi juga selalu menunjukkan kesabaran baik kepada para pengikutnya maupun orang asing. Dia tidak pernah berperilaku kasar atau mengucapkan kata-kata kasar.

Berikut 3 hal yang membuat Rasulullah terlihat karisma, dilansir About Islam, Sabtu (13/2):

1.Senyum Rasulullah

Bukan hanya perkataan dan tindakan Rasulullah, senyum Rasulullah memancarkan kedamaian dan ketenangan ke dalam hati orang-orang. Abdullah ibn Harith berkata, “Saya belum pernah melihat orang yang memiliki kebiasaan tersenyum selain Rasulullah,” (HR At-Tirmidzi).

Senyuman Nabi Muhammad telah menyebarkan aura kegembiraan yang tak terlukiskan di antara para sahabatnya sampai mereka melupakan semua kecemasan dan kekhawatirannya. Nabi merupakan sosok yang selalu memancarkan pesona dan keramahan dengan kasih sayang. Dia sopan dan perhatian kepada semua orang dan selalu tersenyum.

Alasannya, Nabi adalah pribadi yang sempurna yang selalu memancarkan karisma pesona dan keramahan. Caranya adalah salah satu harmoni dan kasih sayang. Dia sopan dan perhatian kepada semua orang, dan selalu tersenyum. Rasulullah bersabda, “Tersenyum pada saudaramu adalah amal,” (HR At-Tirmidzi).

2.Karakter Rasulullah

Semua orang yang mengenal Nabi terpesona oleh martabat dan karakternya. Ekspresinya yang manis dan ramah membuat kesan yang mendalam pada setiap orang asing yang bertemu dengannya. Tidak ada orang lain dalam sejarah yang memiliki hak istimewa. Para sahabatnya bahkan siap mengorbankan hidup mereka untuk melindunginya.

Keramahan dan kemurahan hatinya tak tertandingi. Rasulullah adalah sosok yang sangat murah hati sehingga dia tidak akan pernah menyangkal apa pun yang diminta. Sejarawan Orientalis, William Muir dalam bukunya “The Life of Mohamet” mengatakan kemurahan hati Muhammad dalam memperlakukan orang-orang yang sudah begitu lama membenci dan menolaknya layak untuk dikagumi semua orang.

3.Sang pemenang hati

Rasulullah mendapat gelar al-Amin yang berarti dapat dipercaya. Oleh karena itu, orang-orang selalu mendekatinya untuk menanyakan solusi masalah mereka atau berkonsultasi. Salah satu kebiasannya adalah mengunjungi orang miskin dan menghibur mereka. Dia tidak ragu-ragu menerima undangan dari seorang budak dan biasa duduk di antara mereka.

Kesederhanaan, ketulusan, dan keramahan adalah kunci dari karakternya. Salah satu istri Rasulullah, Aisyah mengatakan Rasulullah biasa memperbaiki sepatunya, menjahit pakaiannya, dan berbagi pekerjaan rumah tangga. Dia paling penyayang, lembut, dan ramah kepada semua orang.

Dia selalu memegang kendali penuh atas amarahnya dan dia tidak pernah marah kecuali jika itu benar-benar diperlukan. Jika dia marah, itu karena Tuhan dan agamanya bukan untuk dirinya sendiri. Kapanpun orang datang menemuinya, dia menerimanya dengan hormat.

Rasulullah juga tidak pernah mengabaikan teman-temannya. Selain itu, dia biasa mengunjungi mereka bahkan jika dia sedang sibuk. Dia selalu menanyakan kondisi mereka. 

 

Sumber: https://aboutislam.net/reading-islam/about-muhammad/muhammad-man-charisma/

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement