REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Maman Fathurrohman mengatakan pihaknya telah melakukan penelusuran terkait kemunculan situs porno di buku sosiologi SMA. Laman yang ada pada buku tersebut diketahui sempat berpindah kepemilikan.
Maman menjelaskan, berdasarkan pernyataan penulis dan tim penilai, situs laman yang dimaksud pada saat dirujuk memang awalnya bermuatan konten terkait kebudayaan sunda. Hal ini diperkuat dengan penelusuran pada sistem arsip web hingga tahun 2015.
"Namun, nampaknya domain web tersebut tidak dikelola dengan baik (kedaluwarsa pada 30 Mei 2016), sehingga situs tersebut kemudian diambil alih oleh pihak lain dan konten sudah berubah," kata Maman saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (13/2).
Terkait hal ini, Kemendikbud telah menghubungi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk segera melakukan pemblokiran situs tersebut. Berdasarkan pantauan Republika.co.id, situs tersebut sudah diblokir dan tidak bisa terlihat kontennya.
Maman menegaskan, buku yang digunakan oleh satuan pendidikan harus sejalan dengan nilai Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan norma positif yang berlaku di masyarakat. Untuk menjamin pemenuhan nilai-nilai dan standar kriteria buku tersebut, diperlukan pelibatan semua pelaku dan pemangku kepentingan sebagai ekosistem perbukuan.
Lebih lanjut, Maman mengapresiasi kepada pihak yang telah memberikan masukan untuk menyempurnakan buku teks pelajaran. Maman mengatakan, peran serta masyarakat menjadi salah satu amanat Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 yang terus diperkuat.
Sebelumnya, ramai diberitakan buku ajar sosiologi kelas XII SMA menuliskan situs kalangsunda yang jika dibuka kontennya justru berisi komik porno berbahasa Cina. Di dalam buku tersebut, situs kalangsunda itu dituliskan sebagai salah satu rujukan bacaan.