Sabtu 13 Feb 2021 15:59 WIB

IWAPI Sayangkan Cara WO Aisha Wedding Mencari Kuntungan

Aparat hukum diminta segera mengambil tindakan.

Ketua Umum DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Dyah Anita Prihapsari (kedua kiri)  -foto ilustrasi-
Foto: Antara/Moch Asim
Ketua Umum DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Dyah Anita Prihapsari (kedua kiri) -foto ilustrasi-

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Dyah Anita Prihapsari menyebut Aisha Weddings telah melanggar UU Perlindungan Anak, dan meremehkan perempuan. Ia menyesalkan tindakan wedding organizer (WO) tersebut, yang menurutnya mencari keuntungan dengan membawa-bawa nama agama.

“Karena ada unsur menganjurkan perkawinan anak. Ini tidak benar,” kata Anita, Sabtu (13/2). Aparat hukum, lanjutnya, harus segera bersikap dan menghentikan kegiatan Aisha Wedding.

Dalam pekan kemarin, ramai dibicarakan dunia maya tentang WO Aisha Wedding yang  mengajak kaum muda dengan rentang usia 12-21 tahun untuk menikah melalui penyelenggara Aisha Weddings.

Anita yang biasa disapa Nita Yudi mengaku gemas jika orang tua terlalu cepat menjodohkan dan menikahkan anak perempuannya. Semestinya, biarkan anak menggapai cita citanya, karena itu sudah barang tentu tidak lagi membebani orang tua.

Perkawinan usia anak, lanjut Nita, akan membawa banyak dampak negatif. Di antaranya kerentanan kondisi rumah tangga mereka kelak. Ditambah lagi  kurangnya wawasan kesehatan pasangan anak tersebut juga bisa berdampak pada kondisi anak mereka kelak. “Nah ini bisa mengakibatkan anak jadi stanting dan kekurang gizi.  Belum lagi masalah pendidikan, kan kita tidak mengingikan generasi kita jadi kurang potensi,” jelasnya

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (Kementerian PPPA) dinformasikan telah  melaporkan sudah Aisha Wedding selaku wedding organizer ke kepolisian karena menganjurkan perkawinan anak. Kementerian PPPA menuliskan bahwa Aisha Wedding telah menimbulkan keresahan di masyarakat dan sangat mempengaruhi cara berpikir kaum muda untuk terdorong melakukan nikah secara siri dan menikah di usia anak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement