Sabtu 13 Feb 2021 13:39 WIB

Pengendara Moge Pelanggar Ganjil Genap Didenda Rp250 Ribu

Wali Kota Bogor menegaskan siapapun yang melanggar Perwali akan ditindak.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bayu Hermawan
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengungkap pengendara moge pelanggar ganjil-genap di Balai Kota Bogor, Sabtu (13/2).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengungkap pengendara moge pelanggar ganjil-genap di Balai Kota Bogor, Sabtu (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan tiga pengendara motor gede (Moge) yang ikut dalam konvoi dan melanggar aturan ganjil genap dikenakan denda maksimal sebesar Rp250 ribu. Ketiganya telah melanggar Peraturan Wali Kota (Perwali) 107 Tahun 2020 tentang Penerapan Sanksi Administratif untuk Pelanggaran Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK) di Kota Bogor.

"Mereka dikenakan denda maksimal sesuai dengan aturan, dan sudah diselesaikan juga," ujarnya, Sabtu (13/2).

Baca Juga

Bima Arya menjelaskan, para pelanggar dikenakan denda maksimal, sebab Satgas Covid-19 melihat kemampuan dari para pelanggar. Di mana, para pelanggar ganjil-genap bisa dikenakan sanksi mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 250 ribu.

"Kan kita melihat kondisi, kalau warga tidak mampu tentu kita melihat. Ini ada kemampuan. Dan ini menjadi pelajaran untuk kita semua," kata Bima Arya.

Bima menegaskan, dalam penerapan sistem ganjil-genap yang bertujuan untuk mengurangi mobilitas warga di tengah melonjaknya kasus Covid-19, Pemkot Bogor dan jajaran terkait tindak pandang bulu. Sehingga, siapapun yang melanggar akan ditindak sesuai dengan aturan.

"Ini pesan untuk semua. Kami tidak pandang bulu. Siapapun ditindak sesuai dengan aturan," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement