Sabtu 13 Feb 2021 14:04 WIB

IKALUIN: Beda Pandangan Jangan Serta Merta Tuduh Radikal

Din sering menjadi narasumber dalam forum dialog agama dalam negeri dan internasional

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Muhammad Fakhruddin
IKALUIN: Din Syamsuddin Cendikiawan Islam Moderat. (Ilustrasi).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
IKALUIN: Din Syamsuddin Cendikiawan Islam Moderat. (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (IKALUIN), Ace Hasan Syadzily heran dengan laporan yang menyebut mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dengan tuduhan radikalisme. Padahal, ia merupakan salah satu tokoh Islam moderat.

"Beliau yang selama ini cukup dikenal sebagai cendekiawan yang mengkampanyekan Islam wasathiyah, pemahaman keagamaan Islam yang moderat," ujar Ace saat dihubungi, Sabtu (13/2).

Baca Juga

Bahkan, Din sering menjadi narasumber dalam forum dialog agama dalam negeri dan internasional. Sehingga tuduhan yang dibuat oleh Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) dinilainya tidak tepat. "Prof Din Syamsuddin aktif mengkampanyekan Indonesia sebagai negara muslim terbesar yang memiliki wajah Islam yang toleran dan moderat," ujar Ace.

Ia yang merupakan politikus Partai Golkar, yang notabenenya pendukung Presiden Joko Widodo juga tak membenarkan laporan tersebut. Menurutnya, perbedaan pandangan politik tak serta merta menuduh seseorang radikal. "Perbedaan pandangan politik bukan berarti menuding yang berbeda pendapat dengan tudingan seperti radikal," ujar Wakil Ketua Komisi VIII itu.