Ahad 14 Feb 2021 07:45 WIB

Perlunya Solusi Jangka Panjang Jalur Kereta Terendam

Banjir menggenangi jalur kereta api dapat mengganggu perjalanan dan membahayakan.

Karyawan mengukur ketinggian banjir pada lintasan kereta api di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (6/2/2021). Akibat banjir setinggi hingga 70 cm tersebut, PT KAI (Persero) DAOP 4 Semarang mengalihkan sejumlah rute perjalanan kereta api.
Foto: Antara/Aji Styawan
Karyawan mengukur ketinggian banjir pada lintasan kereta api di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (6/2/2021). Akibat banjir setinggi hingga 70 cm tersebut, PT KAI (Persero) DAOP 4 Semarang mengalihkan sejumlah rute perjalanan kereta api.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Hujan berintensitas tinggi yang mengguyur Kota Semarang menyebabkan sebagian wilayah dilanda banjir pada 6 Februari 2021. Pemerintah kota mencatat setidaknya ada 29 titik banjir dan 21 titik tanah longsor akibat cuaca buruk tersebut. Selain menggenangi permukiman dan fasilitas publik, banjir juga mengakibatkan jalur kereta api lintas utara putus di wilayah Daop 4 Semarang.

Banjir saat itu sempat menggenangi rel di perlintasan antara Stasiun Tawang hingga Stasiun Alastuwa Semarang. Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang Krisbiyantoro mengatakan panjang rel tergenang air mencapai 6 km dengan ketinggian yang bervariasi. Sejumlah perjalanan kereta menjadi tertunda jika ada genangan yang melebihi kelayakan operasional kereta api setinggi 7,5 sentimeter.

Genangan air sepanjang jalur itu cukup dalam terjadi di beberapa titik. Bahkan ada yang mencapai lebih dari 30 sentimeter dari atas kopel rel sehingga terpaksa sejumlah perjalanan kereta dihentikan.

Membahayakan

Banjir yang menggenangi rel kereta memang bisa mempengaruhi operasional kereta dan membahayakan perjalanan. Sebab, air yang menggenangi rel tersebut akan rembes dan menyebabkan rem tidak berjalan mulus. Akibatnya, kereta dapat kapan saja mengalami rem blong dan dapat berpotensi mengakibatkan kecelakaan.

Selain itu, rel tergenang banjir dikhawatirkan akan mengakibatkan pergeseran dudukan rel apalagi jika arus banjir cukup deras. Bergesernya rel beberapa sentimeter saja jika dilewati kereta maka bisa juga menyebabkan kereta akan anjlok.

Tergenangnya rel juga sangat membatasi sudut pandang masinis. Masinis tidak mengetahui secara persis apakan rel yang di depan telah bergeser atau ada benda yang melintang di atasnya.

Bisa dibayangkan jika masinis tidak bisa menghindari sebuah besi yang melintang karena terendam air, dikhawatirkan kereta akan mengalami kecelakaan. Kejadian ini tidak boleh terjadi karena bisa memakan korban dan menghambat perjalanan kereta lainnya.

Untuk mencegah risiko dan sudah sesuai prosedur keselamatan perjalanan, PT KAI lebih memilih menunda perjalanan kereta jika banjir tengah menggenangi jalur.

Akibatnya, perjalanan sejumlah KA terpaksa dialihkan melalui jalur selatan. Sementara yang lain, penumpang dialihkan dengan menggunakan bus untuk mencapai stasiun tujuannya.

Setidaknya enam kereta penumpang yang perjalanannya terganggu, seperti KA Argo Bromo Anggrek, KA Kaligung, KA Maharani, KA Kamandaka, KA Kedungsapur, serta KA Harina.

Hingga hari kedua banjir, genangan di sejumlah titik di Kota Semarang sudah mulai surut, meski demikian, jalur utara KA antara Tawang hingga Alastuwa masih terendam air di atas ambang batas yang ditentukan sehingga sejumlah kereta masih dialihkan melalui jalur selatan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement