Ahad 14 Feb 2021 11:15 WIB

100.000 Dosis Vaksin Sputnik V Rusia Tiba di Venezuela

Tenaga medis akan menjadi yang pertama sebagai penerima vaksin Covid-19.

Sebanyak 100.000 dosis pertama vaksin virus corona Sputnik V Rusia tiba di Venezuela pada Sabtu (13/2).
Foto: EPA-EFE/Maxim Shipenkov
Sebanyak 100.000 dosis pertama vaksin virus corona Sputnik V Rusia tiba di Venezuela pada Sabtu (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Sebanyak 100.000 dosis pertama vaksin virus corona Sputnik V Rusia tiba di Venezuela pada Sabtu (13/2). Dalam akun Twitter, Presiden Nicolas Maduro mengatakan, tenaga medis dan kesehatan akan menjadi yang pertama menerima vaksin mengingat paparan mereka terhadap COVID-19.

Vaksin tersebut tiba di bandara internasional Caracas dengan penerbangan khusus dari Moskow dengan maskapai Conviasa, maskapai negara Venezuela. Hal ini diutarakan menurut sumber dan gambar Reuters yang ditampilkan oleh televisi pemerintah VTV.

Baca Juga

"Ini adalah vaksin untuk melayani sektor-sektor yang paling rentan dengan prioritas tertinggi, tenaga kesehatan, misalnya; ini adalah vaksin yang menangani kasus-kasus morbiditas paling parah," kata Wakil Presiden Delcy Rodriguez, dilansir dari reuters, Ahad (14/2).

"Ini adalah vaksin yang berupaya mengurangi penularan komunitas," tambahnya.

Maduro sebelumnya mengatakan bahwa setelah petugas layanan kesehatan, sektor rentan akan menjadi yang berikutnya, diikuti oleh guru. Selama berbulan-bulan, pemerintah Venezuela mengatakan, negara Amerika Selatan itu akan menerima 10 juta dosis vaksin Sputnik V, meskipun pembuat vaksin belum mengonfirmasi angka itu.

Selain Sputnik V, kepala misi Organisasi Kesehatan Pan Amerika mengatakan pekan lalu bahwa antara 1,4 juta dan 2,4 juta dosis vaksin AstraZeneca Plc telah dicadangkan untuk Venezuela. Dengan 10 dolar AS atau Rp139 ribu per dosis, biaya vaksin tersebut antara 140 juta dolar AS atau Rp1,9 triliun, dan 240 juta dolar AS atau Rp3,3 triliun.

Pejabat pemerintah Venezuela dan pemimpin oposisi telah bertemu untuk membahas pembelian vaksin virus corona melalui program COVAX internasional menggunakan uang tunai yang dibekukan di Amerika Serikat karena sanksi ekonomi. Namun, belum ada kesepakatan yang dibuat.

Dalam siaran televisi pemerintah Kamis malam, Maduro mengatakan pemerintah sedang mengerjakan kesepakatan senilai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp4,1 triliun dengan Organisasi Kesehatan Pan American Health untuk pasokan vaksin. Namun demikian tidak memberikan rinciannya.

Pihak berwenang pada hari Jumat melaporkan 132.259 kasus virus corona di negara itu dan 1.267 kematian, tetapi serikat medis mengatakan angka tersebut kemungkinan lebih tinggi. Pemerintah telah mengizinkan pelonggaran karantina nasional selama dua minggu untuk liburan Karnaval berikutnya.

sumber : Reuters/Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement