REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor perbankan dan saham bluechip Strait Times Index (STI) diperkirakan tidak mendapat manfaat dari rencana anggaran negara Singapura yang akan diumumkan Selasa (16/2) besok. Investor saham sebelumnya mengharapkan dorongan besar untuk indeks saham Singapura dari anggaran tahunan negara.
Ditujukan untuk membalikkan kontraksi ekonomi terburuk sejak merdeka pada 1965, anggaran ditetapkan untuk fokus pada sektor perjalanan yang dilanda pandemi. Juga perusahaan dengan mandat yang sejalan dengan inisiatif hijau atau digital.
Para analis mengatakan ini berita buruk untuk benchmark Straits Times Index, yang telah naik 2,9 persen sepanjang tahun ini. Performa indeks tersebut masih di bawah Indeks MSCI Asia Pasifik meskipun Singapura telah berhasil menahan penyebaran virus.
"Anggaran mendatang tidak mungkin menjadi game changer," kata Analis di DBS Group Holdings Ltd, Kee Yan Yeo dilansir Bloomberg, Ahad (14/2).
Keuangan dan real estate merupakan bagian terbesar dalam STI. Yeo mengatakan proposal anggaran pemerintah kemungkinan akan fokus pada sektor penerbangan dan pariwisata yang sedang berjuang untuk pulih, atau perusahaan yang bertransformasi digital.
Cukup banyak perusahaan yang ingin memperluas, mendigitalkan, atau berinvestasi dalam teknologi baru seperti 5G. Daripada memacu pertumbuhan di real estat dan bank yang mendominasi benchmark.