REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jumlah rumah warga yang terdampak bencana pergerakan tanah di Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi bertambah. Hingga Ahad (14/2) jumlah warga terdampak pergerakan tanah Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi mencapai sebanyak 123 unit rumah.
''Jumlah keseluruhan rumah terdampak bencana sebanyak 123 rumah yang dihuni sebanyak 139 kepala keluarga (KK) atau 432 jiwa,'' ujar Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Anita Larasati, Ahad (14/2).
Rinciannya rumah yang terdampak sebanyak 20 rumah yang ditempati sebanyak 21 KK atau 50 jiwa. Selain itu rumah yang terancam sebanyak 103 rumah yang ditempati 118 KK atau 382 jiwa. Sementara total warga yang mengungsi sebanyak 56 KK atau 168 jiwa.
Para pengungsi ditempatkan di lokasi sekolah dasar (SD) sebanyak 19 KK atau 64 jiwa. Sedangkan pengungsi di saudara atau kerabat sebanyak 37 KK atau 104 jiwa.
Hingga kini kata Anita, petugas BPBD masih berada di lokasi bencana untuk memantau pergerakan tanah. Selain itu untuk memastikan pasokan logistik untuk para warga yang terdampak bencana.
Di sisi lain, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi melepas keberangkatan sukarelawan dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Sukabumi untuk penyerahan bantuan sosial kepada korban bencana di Nyalindung, Kabupaten Sukabumi di Balaikota Sukabumi, Sabtu (13/2). Hal ini sebagai bentuk kepedulian PGRI Kota Sukabumi kepada warga di daerah lain yang terdampak bencana.
''Kami menerima PGRI dalam kerangka memberikan bantuan kepada warga terdampak musibah ke beberapa titik baik Kabupaten Sukabumi dan daerah lainnya,'' ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.
Ketua PGRI Kota Sukabumi Saepurohman Udung mengatakan, bantuan dari PGRI ini berupa sembako seperti beras dan mi instan. ''Kami secara bertahap memberikan bantuan untuk korban bencana di Nyalindung,'' imbuh dia.