Senin 15 Feb 2021 07:13 WIB

PM Lebanon Minta Dukungan Negara Teluk untuk Keluar Krisis

Negara-negara Teluk telah lama menyalurkan dana ke dalam ekonomi Lebanon

Red: Nur Aini
Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri
Foto: AP Photo/Hassan Ammar
Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Perdana Menteri Lebanon yang ditunjuk, Saad al-Hariri, mengatakan bahwa negaranya tidak dapat diselamatkan dari krisis saat ini tanpa dukungan dari negara-negara Arab dan komunitas internasional, Ahad (14/2).

"Tidak ada jalan keluar dari krisis ini ... tanpa rekonsiliasi yang mendalam dengan saudara-saudara Arab kita dan diakhirinya menggunakan negara itu sebagai titik awal untuk menyerang negara-negara Teluk dan mengancam kepentingan mereka," kata Hariri dalam pidato yang disiarkan televisi menandai 16 tahun sejak pembunuhan ayahnya, mantan perdana menteri Rafik al-Hariri.

Baca Juga

Negara-negara Teluk telah lama menyalurkan dana ke dalam ekonomi Lebanon yang rapuh. Namun, negara Teluk khawatir dengan meningkatnya pengaruh Hizbullah, kelompok kuat yang didukung oleh musuh bebuyutan mereka, Iran, dan sejauh ini tampaknya enggan meredakan krisis keuangan terburuk di Beirut dalam beberapa dekade.

Saad al-Hariri yang sebelumnya telah menjabat sebagai perdana menteri sendiri diberi tugas untuk membentuk pemerintahan pada Oktober. Namun, dia masih berjuang menyusun kabinet untuk berbagi kekuasaan dengan semua partai Lebanon, termasuk Hizbullah. Usai pertemuan dengan Presiden Michel Aoun pada Jumat (12/2), Hariri mengatakan belum ada kemajuan dalam pembentukan pemerintahan.

Dengan sistem pembagian kekuasaan kementerian, presiden Lebanon harus seorang Kristen Maronit dan perdana menteri seorang Muslim Sunni. Presiden Aoun adalah sekutu Hizbullah, terdaftar sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat.

Pada pidato Ahad, Hariri menyalahkan Aoun karena menghambat kemajuan. Dia mengatakan telah mengunjungi presiden 16 kali sejak pencalonannya sebagai perdana menteri dan nama yang diusulkan tidak berhasil.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement