REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana Moneter Internasional (IMF) membukan sisa pencairan pinjaman untuk Ukraina. Ukraina harus membuat lebih banyak kemajuan dalam reformasi untuk membuka sisa pinjaman dari IMF.
Ukraina dan IMF saat ini masih melakukan pembicaraan terkait pinjaman tersebut. "Diskusi masih akan terus dilanjutkan," kata Perwakilan IMF Goesta Ljungman dikutip Reuters pekan lalu.
Dalam sebuah pertemuan secara daring, IMF meminta Ukraina berfokus pada penguatan tata kelola bank sentral, perbaikan kerangka legislatif dan peraturan untuk pengawasan dan resolusi bank.
Ukraina juga diminta membuat kebijakan untuk mengurangi defisit fiskal jangka menengah, undang-undang memperkuat kerangka anti korupsi dan peradilan, serta kebijakan energi.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal mengatakan pemerintahnya akan mempertimbangkan rekomendasi tersebut. "Kami memahami dengan jelas hasil yang diharapkan," tulis Shmygal di Twitter.
Pada tahun ini, Ukraina berharap bisa mendapatkan pinjaman 2,2 miliar dolar AS dari IMF yang diberikan melalui tiga tahapan. Pada Juni 2020, IMF menyetujui program pinjaman 5 miliar dolar AS untuk Ukraina.
Pinjaman tahap pertama telah dicairkan senilai 2,1 miliar dolar AD untuk membantu perekonomian Ukraina yang telah terpukul parah oleh pandemi Covid-19. Namun pencairan pinjaman selanjutnya dibekukan karena lambatnya reformasi di negara tersebut.