Senin 15 Feb 2021 12:14 WIB

Tuduhan Radikal kepada Din Syamsudin adalah Pembodohan

Isu radikalisme sering dijadikan komoditas politik hingga alat pemecah belah bangsa.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, FPAG: JAKARTA -- Ketua Umum Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) KH Zulkifli Muhadli menyebut, tuduhan radikal kepada Din Syamsuddin merupakan pembodohan kepada publik. Dia menyebut, Din merupakan tokoh Islam internasional yang sering menyuarakan moderasi Islam hingga di tingkat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Zulkifli mengaku, telah mengenal sosok Din Syamsuddin sejak 1971 ketika keduanya sama-sama sebagai santri Gontor. "Ia seorang yang cerdas, kritis, dan selalu menghindari konflik," kata Zulkifli yang juga pimpinan Ponpes Al-Ikhlas, NTB, menurut keterangan resmi yang diterima Republika, Senin (15/2).

"Sikap kritis Pak Din pada rezim seharusnya dilihat sebagai pil pahit yang bisa menyelamatkan bangsa ini," tambahnya. 

Menurutnya, jika semua sikap kritis pada kezaliman dan menyuarakan kebenaran disamakan dengan radikalisme, semua orang harus disebut radikal untuk kebaikan bersama.

Zulkifli mengimbau, masyarakat Indonesia tidak meneruskan aksi lapor-melapor seperti yang terjadi pada Din Syamsuddin. "Ini tidak sehat untuk kehidupan kebangsaan ke depan," ujarnya.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement