REPUBLIKA.CO.ID, FUKUSHIMA -- Perusahaan minyak asal Jepang, Japex memutuskan untuk menutup sementara fasilitas LNG pascagempa yang melanda Jepang dengan kekuatan 7,3 SR. Penutupan fasilitas LNG ini berimbas pada penundaan ekspor-impor LNG negara tersebut.
Penutupan fasilitas LNG ini dilakukan karena perusahaan masih melakukan evaluasi apakah ada fasilitas LNG yang mengalami kerusakan. Dikutip dari Reuters, JAPEX mengatakan perusahaan butuh waktu untuk bisa beroperasi kembali sampai investigasi fasilitas selesai dilakukan.
"Kami perlu melakukan penghentian operasi pasokan sementara pascagempa. Kami melakukan berbagai langkah mitigasi untuk mengamankan fasilitas produksi," ujar Japex dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/2).
Selain menutup fasilitas LNG, Japex mengatakan perlu menghentikan sementara operasional Pembangkit Listrik Tenaga Gas Alam Fukushima milik Fukushima Gas Power (FGP). Sampai saat ini pembangkit tersebut masih mati dan pihak perusahaan belum tahu kapan akan mulai mengoperasikannya lagi.
"FGP sedang memeriksa fasilitas di pembangkit listrik. Oleh karena itu, dimulainya kembali operasi pembangkit listrik belum ditentukan untuk saat ini. Kami akan terus mengkonfirmasi status fasilitas yang ditangguhkan dan dimulainya kembali operasinya," ujar pernyataan Japex.
Terminal LNG Soma, yang mulai beroperasi pada Maret 2018, merupakan terminal LNG skala besar pertama di prefektur Fukushima. Terminal ini terdiri dari tangki penyimpanan LNG tipe darat dengan kapasitas 230.000 kiloliter, dua tempat berlabuh untuk kapal laut besar, kapal domestik untuk penerimaan dan pengiriman, peralatan penguapan LNG, dan fasilitas pengiriman LNG.