Senin 15 Feb 2021 17:35 WIB

Okupansi Hotel Kota Bogor Turun Selama Ganjil-Genap

Penambahan kasus harian Covid-19 juga mengalami penurunan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas gabungan dari Dishub Kota Bogor, Satpol PP Kota Bogor, Polisi Militer dan Polresta Bogor Kota mengarahkan kendaraan roda empat berplat ganjil untuk memutar balik saat pemberlakuan aturan ganjil-genap di pos sekat Gerbang Tol Bogor, Tanah Baru, Kota Bogor, Jawa Barat.
Foto: ARIF FIRMANSYAH/ANTARA FOTO
Petugas gabungan dari Dishub Kota Bogor, Satpol PP Kota Bogor, Polisi Militer dan Polresta Bogor Kota mengarahkan kendaraan roda empat berplat ganjil untuk memutar balik saat pemberlakuan aturan ganjil-genap di pos sekat Gerbang Tol Bogor, Tanah Baru, Kota Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menerapkan kebijakan ganjil-genap selama dua pekan pada setiap akhir pekan. Kebijakan ini ternyata berdampak langsung pada okupansi hotel di Kota Bogor. "Pada Jumat (12/2) kapasitas 44,39 persen, dan pada Sabtu (13/2) 53,73 persen," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay kepada Republika.co.id, Senin (15/2).

Kebijakan ganjil-genap ini tidak hanya berdampak pada menurunnya okupansi hotel di Kota Bogor. Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Bogor, penambahan kasus harian juga mengalami penurunan.

Baca Juga

Meski lebih baik jika dibandingkan pada pekan pertama penerapan ganjil-genap di Kota Bogor, Yuno berharap kebijakan ini tidak lagi diperpanjang. Agar sektor ekonomi dan kontribusi hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) bisa berjalan maksimal setiap akhir pekan.

"Better dikit ya (okupansi hotel). Tapi kalau kami sih maunya tidak dilanjut. Supaya roda ekonomi juga tetap jalan kan," tandasnya.

Secara terpisah, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan akan dilakukan evaluasi terhadap penerapan ganjil-genap di Kota Bogor. Sebab, sektor ekonomi juga menjadi faktor penting, tidak hanya soal tren kasus positif atau menekan mobilitas warga.

Sebab, Bima mengaku tidak ingin mengambil kebijakan yang bertujuan menekan angka Covid-19, tapi malah berdampak kepada sektor ekonomi. "Saya mau lihat sekali lagi, karena jangan-jangan tanpa ganjil genap pun kondisinya tidak berbeda. Perlu hati-hati melihat data. Prinsip kami adalah anilisnya harus holistik dan komprehensif," jelasnya.

Selain itu, Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor ini mengeklaim terjadi penurunan kasus harian Covid-19 sebesar 30 persen sejak diberlakukannya ganjil-genap dan PPKM Mikro di Kota Bogor. Bima memerinci, pada 6 Februari, kasus terkonfirmasi positif di Kota Bogor mencapai puncaknya sebesar 187 kasus. Pada 13 Februari, terjadi penambahan 128 kasus.

"Jadi kita lihat ada angka yang terus menurun dari minggu lalu. Kita masih akan pelajari, besok dan beberapa hari kedepan. Tetapi trennya sudah terlihat, ada indikasi yang kuat tren itu menurun. Sekitar 31 persen," jelasnya.

Sementara itu, Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menjelaskan, selama ganjil-genap diterapkan, kepadatan arus lalu lintas di Kota Bogor membaik. Apalagi mengingat pekan lalu merupakan hari libur panjang karena ada perayaan Imlek.

Meski demikian, Susatyo mengatakan, jajaran Satgas Covid-19 Kota Bogor akan melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor lain yang harus diperhatikan saat menerapkan kebijakan ini. “Kan tidak hanya masalah mobilitas, kesehatan, tapi ada aspek-aspek lain. Besok mungkin akan dibahas di Satgas Covid,” ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement