Senin 15 Feb 2021 20:12 WIB

Dua Dosis Suntikan Vaksin Bentuk Antibodi Lebih Optimal

Masyarakat yang telah mendapatkan suntikan vaksinasi masih bisa tertular Covid-19

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Hiru Muhammad
Seorang dokter menyuntikkan satu dosis vaksin COVID-19 Sinovac selama kampanye vaksinasi massal untuk petugas kesehatan di Jakarta, Indonesia, 15 Februari 2021. Indonesia memulai program vaksinasi COVID-19 nasional pada 14 Januari karena negara mencatat lebih dari satu juta kasus, jumlah tertinggi di Asia Tenggara.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Seorang dokter menyuntikkan satu dosis vaksin COVID-19 Sinovac selama kampanye vaksinasi massal untuk petugas kesehatan di Jakarta, Indonesia, 15 Februari 2021. Indonesia memulai program vaksinasi COVID-19 nasional pada 14 Januari karena negara mencatat lebih dari satu juta kasus, jumlah tertinggi di Asia Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Ditjen P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, suntikan vaksin Covid-19 Sinovac perlu dilakukan dua kali atau dua dosis dengan rentang waktu 14 hari untuk membentuk antibodi secara optimal. Antibodi dapat terbentuk secara optimal setelah 28 hari pasca penyuntikan dosis kedua.

“Kita ketahui dari hasil uji klinis yang dilakukan oleh tim di UNPAD bahwa antibodi yang terbentuk dari penyuntikan vaksin Sinovac yang saat ini kita gunakan ini rentang waktunya 28 hari setelah penyuntikan kedua,” ujar Siti Nadia saat berbincang dengan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro, Senin (15/2).

Menurut Siti Nadia, pada suntikan dosis pertama vaksin Sinovac dapat membentuk 50 persen antibodi. Kemudian setelah suntikan dosis kedua, antibodi yang terbentuk dapat mencapai 99 persen. “Jadi untuk mengoptimalkan pembentukan antibodi tadi maka harus diberikan dua kali penyuntikan,” tambahnya.

Siti Nadia mengatakan, tiap vaksin Covid-19 memiliki rentang waktu penyuntikan yang berbeda antara dosis pertama dengan dosis kedua. Untuk vaksin Sinovac membutuhkan rentang waktu 14 hari, sedangkan vaksin AstraZeneca dan Pfizer memiliki rentang waktu 21 hari dan 28 hari.

Ia menyampaikan, masyarakat yang telah mendapatkan suntikan vaksinasi masih bisa tertular virus Covid-19. Namun demikian, suntikan vaksin yang sudah diberikan dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuhnya meskipun terpapar Covid-19.

Berdasarkan uji klinis, lanjutnya, vaksin ini dapat memberikan perlindungan untuk pasien dengan gejala Covid-19 berat atau yang mematikan. Karena itu, Siti Nadia mengatakan, vaksinasi Covid-19 dapat memberikan proteksi agar Covid-19 tak memberikan dampak yang semakin parah bagi pasien yang terpapar. “Jadi kita bisa melihat proteksi yang betul-betul diberikan oleh vaksin ini adalah mencegah kita kalau sakit menjadi sakitnya bertambah parah,” ujar dia.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement