REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Varian baru Covid-19, yang saat ini mewabah di Inggris, ditemukan di Kamboja. Otoritas kesehatan di Kamboja melaporkan pada Senin (15/2) varian baru tersebut terdeteksi setelah tiga warga asing yang baru datang dari luar negeri terkonfirmasi positif saat menjalani karantina.
Kamboja, negara berpenduduk 16 juta jiwa, merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang melaporkan kasus Covid-19 dalam jumlah lebih sedikit daripada negara lain.
Pemerintah melaporkan kurang dari 500 kasus positif dan tidak ada korban jiwa akibat Covid-19. Namun, ada klaster baru yang ditemukan pada November 2020. Sebagian besar kasus positif di Kamboja berasal dari luar negeri.
Kementerian Kesehatan mengatakan kasus varian baru itu ditemukan pada dua warga negara India dan satu orang asal Cina, yang semuanya telah diisolasi.
Varian Covid-19 baru, yang dinamakan B.1.1.7, pertama kali ditemukan di Inggris. Jenis baru itu diyakini lebih mudah menular. Temuan kasus baru itu berpotensi memaksa negara-negara memperketat pembatasan perjalanan demi mencegah ada penularan baru.
Kementerian Kesehatan juga memperingatkan publik agar berhati-hati. Kementerian mengatakan orang-orang "tampaknya mulai lupa mengenai risiko penularan" saat mereka menghadiri upacara, pesta pernikahan dan festival. Pasalnya, banyak pelanggaran protokol kesehatan ditemukan dalam kegiatan tersebut.
"Warga Kamboja tidak boleh meremehkan penularan Covid-19 yang terjadi cepat dan dampaknya yang parah bagi tubuh manusia," kata pihak kementerian.
"Kemungkinan penularan yang tinggi dan tingkat keparahan penyakit ini dapat terjadi di negara kita tiap waktu, pada tiap keadaan, dan di mana pun, jika orang-orang tidak berusaha melindungi diri mereka masing-masing," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Kamboja.