REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Organisasi internasional Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menegaskan tidak akan menarik pasukannya dari Afghanistan sebelum waktu yang tepat. Hal ini dikatakan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg yang menyebut Taliban harus berbuat lebih banyak untuk memenuhi persyaratan perjanjian damai 2020 dengan Amerika Serikat.
"Meskipun tidak ada sekutu yang ingin tinggal di Afghanistan lebih lama dari yang diperlukan, kami tidak akan pergi sebelum waktunya tepat. Kami melihat bahwa masih ada kebutuhan bagi Taliban untuk berbuat lebih banyak dalam memenuhi komitmen mereka. Untuk memastikan bahwa mereka memutuskan semua hubungan dengan teroris internasional,” kata kata Stoltenberg dalam konferensi pers dilansir dari Aljazirah, Senin (15/2).
Pernyataan Stoltenberg datang beberapa hari sebelum menteri pertahanan dari 30 negara anggota NATO menggelar rapat pada Rabu (17/2). Pertemuan ini adalah pembicaraan tingkat tertinggi sejak Presiden AS Joe Biden menjabat. Ia berjanji untuk bekerja sama dengan sekutu setelah empat tahun ketegangan di bawah Donald Trump.
Agenda utama konferensi virtual itu adalah membahas nasib misi dukungan aliansi yang berkekuatan 9.600 orang di Afghanistan.Trump sebelumnya mencoba mencapai kesepakatan dengan Taliban untuk menarik pasukan Paman Sam di sana.
Masa depan penempatan bergantung pada apakah Biden setuju untuk mematuhi tenggat waktu Mei untuk menarik pasukan asing atau mengambil risiko serangan berdarah dari para milisi bersenjata.
"Para menteri akan terus menilai situasi di lapangan dan memantau perkembangan dengan sangat cermat. Tujuan kita bersama jelas. Afghanistan seharusnya tidak pernah lagi menjadi surga bagi teroris untuk menyerang tanah air kami," tambah Stolternberg.
Empat pejabat senior NATO mengatakan pasukan internasional akan tetap melampaui batas waktu Mei, meskipun Taliban menyerukan penarikan penuh. Namun para menteri pertahanan tidak diharapkan untuk membuat pengumuman konkret tentang masa depan penempatan pada pertemuan tersebut.
Tinjau kesepakatan
Pemerintahan Biden mengatakan sedang meninjau kesepakatan itu. Pentagon juga menuduh Taliban tidak memenuhi janji yang mencakup pengurangan serangan dan memutuskan hubungan dengan kelompok bersenjata seperti Alqaidah.
Sekutu NATO ingin AS berkonsultasi lebih dekat dengan mereka setelah merasa dikesampingkan saat Trump memangkas jumlah personel pasukan AS menjadi 2.500 pada Januari. Angka itu adalah terendah sejak dimulainya perang pada 2001.
Kekerasan Taliban meningkat dalam beberapa bulan terakhir di tengah gagalnya pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan. Kelompok itu telah memperingatkan Menteri NATO untuk tidak mencari kelanjutan pendudukan dan perang.