REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pihak berwenang di Arab Saudi menangkap ulama terkenal Aisha Al-Muhajiri (65 tahun). Hal ini karena dia terus berdakwah dan mengajar Alquran di rumahnya di kota suci Makkah. Al-Muhajiri ditangkap oleh 20 anggota dinas intelijen Saudi.
Dilansir dari laman Middle East Monitor pada Selasa (16/2), Menurut Prisoners of Conscience, yang melaporkan penangkapan dan penindasan Pemerintah Saudi terhadap aktivis dan tokoh masyarakat, dua wanita lainnya ditangkap bersama Al-Muhajiri. "Satu dari dua wanita itu berusia 80 tahun, sementara keluarga seorang wanita lainnya menolak untuk mengungkapkan informasi apapun tentang dia," kata kelompok itu.
Setelah penangkapan mereka, dilaporkan bahwa siapa pun yang menanyakan tentang penahanan atau dakwaan juga akan ditangkap, termasuk anak-anak Al-Muhajiri sendiri. "Kami mengonfirmasi, anak-anak Aisha Al-Muhajiri diancam dengan penahanan ketika mereka menanyakan tentang dia setelah ditangkap," kata Prisoners of Conscience.
Pihak berwenang dilaporkan mengatakan, "Kami akan menangkap siapa pun yang menanyakan tentang dia".
Kelompok tersebut menunjukkan, Al-Muhajiri ditahan di Penjara Dhahban dekat kota pesisir Jeddah.
Adapun sejumlah ulama, aktivis, dan kritikus rezim Saudi telah ditangkap selama beberapa tahun terakhir. Bahkan ulama yang sangat dihormati dan terkenal pernah ditahan hanya karena mengomentari urusan terkini atau kebijakan pemerintah, di antaranya adalah Aid Al-Qarni, Ali Al-Omari, Safar Al-Hawali, Omar Al-Muqbil, dan Salman al-Ouda. Banyak yang dikenal sebagai reformis, dan karenanya dipandang sebagai ancaman oleh penguasa de facto, Putra Mahkota Mohammed Bin Salman (MBS).
Tindakan kerasnya terhadap cendekiawan Muslim yang telah lama menjadi suara utama di Arab Saudi merupakan upaya untuk mengekang pengaruh mereka. Inisiatif kebijakan luar negeri MBS, dan upayanya yang keras untuk memodernisasi Kerajaan telah menjadi sasaran khusus para kritikus.
Bahkan para sarjana asing tidak lolos di bawah tindakan keras itu. Aimidoula Waili dari minoritas Muslim Uighur yang dianiaya di China ditangkap oleh otoritas Saudi pada November atas permintaan Pemerintah China. Setelah ditahan di China beberapa tahun lalu sebelum melarikan diri ke Turki. Waili dilaporkan berisiko dideportasi ke China.