Selasa 16 Feb 2021 09:33 WIB

PBB Peringatkan Militer Myanmar

Militer Myanmar telah memutukan koneksi internet di wilayah itu.

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Warga Myanmar di Tokyo, Jepang pada 12 Februari 2021 melakukan aksi demonstrasi menentang kudeta di negaranya.
Foto: EPA/FRANCK ROBICHON
Warga Myanmar di Tokyo, Jepang pada 12 Februari 2021 melakukan aksi demonstrasi menentang kudeta di negaranya.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan militer Myanmar atas konsekuensi besar terhadap setiap respons keras pengunjuk rasa yang menentang kudeta di negara itu. Seperti diketahui aksi unjuk rasa kembali dilakukan pada Senin (15/2) di beberapa wilayah di kota besar Myanmar, meski kendaraan lapis baja dan tentara dikerahkan.

Para demostran mengecam kudeta militer yang dilakukan pada 1 Februari lalu dan menuntut pembebasan terhadap para pemimpin pemerintahan sipil yang ditangkap, termasuk Aung San Suu Kyi.

Baca Juga

Utusan khusus PBB Christine Schraner Burgener berbicara kepada wakil kepala militer Myanmar melalui panggilan. Ia menegaskan bahwa hak berkumpul secara damai harus sepenuhnya dihormati dan demonstran tidak seharusnya diberi tindakan keras.

“Ia (Burgener) telah menyampaikan kepada militer Myanmar bahwa dunia sedang mengawasi dengan cermat dan segala bentuk tindakan keras akan memiliki konsekuensi,” ujar juru bicara PBB Farhan Haq.

Baca juga : Survei: 1 dari 4 Orang Eropa tak Suka Orang Islam

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement