REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Ratusan santri di salah satu pesantren wilayah Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, mesti menjalani isolasi. Mereka dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab PCR, termasuk puluhan guru di pesantren itu.
Di pesantren itu sebelumnya diketahui ada salah satu santri yang merasa kehilangan kemampuan indra penciuman. Berdasarkan hasil tes, santri tersebut dinyatakan positif Covid-19. Kemudian dilakukan tes terhadap sejumlah santri yang merupakan kontak erat. Hasilnya, ada tambahan, sehingga total ada tiga santri yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Lalu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya melakukan tes swab massal terhadap santri dan guru di pesantren tersebut pada 8 Februari lalu. Sampel swab dikirimkan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat.
Berdasarkan hasil tes yang diterima Dinkes pada Ahad (14/2), dari 832 sampel swab yang diperiksa, 45 persen hasilnya positif Covid-19. “Sebanyak 375 orang hasilnya positif atau 45 persen dari yang di-swab,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tasikmalaya Asep Hendra, Senin (15/2).
Sementara 457 orang lainnya dinyatakan negatif, terdiri atas 400 orang santri dan 57 guru. Adapun yang positif terdiri atas 152 orang santri putra, 171 santri putri, dan 52 orang pengajar. Asep mengatakan, Dinkes menyiapkan sejumlah tempat untuk isolasi, di antaranya Hotel Crown, Rumah Sakit (RS) Dewi Sartika, dan di lingkungan pondok pesantren bersangkutan.
Asep menjelaskan, di Hotel Crown terdapat sekitar 90 tempat tidur yang dapat digunakan untuk isolasi santri putri. Sementara di RS Dewi Sartika terdapat 50 tempat tidur untuk santri putra. “Hari ini (Senin) kita akan evakuasi santri untuk diisolasi di Hotel Crown dan Rumah Sakit Dewi Sartika,” kata dia.