Selasa 16 Feb 2021 13:25 WIB

Bio Farma: Izin Darurat Vaksin untuk Petugas Publik

Dosis vaksin yang sudah mendapatkan izin BPOM akan distribusikan sesuai lokasi

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Seorang dokter menyuntikkan satu dosis vaksin COVID-19 Sinovac selama kampanye vaksinasi massal untuk petugas kesehatan di Jakarta, Indonesia, 15 Februari 2021. Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan 7,5 juta dosis vaksin covid-19 telah mendapat persetujuan Emergency Use Authorization atau penggunaan dalam kondisi darurat vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Seorang dokter menyuntikkan satu dosis vaksin COVID-19 Sinovac selama kampanye vaksinasi massal untuk petugas kesehatan di Jakarta, Indonesia, 15 Februari 2021. Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan 7,5 juta dosis vaksin covid-19 telah mendapat persetujuan Emergency Use Authorization atau penggunaan dalam kondisi darurat vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan 7,5 juta dosis vaksin covid-19 telah mendapat persetujuan Emergency Use Authorization atau penggunaan dalam kondisi darurat vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin tersebut akan diberikan kepada petugas publik.

"Penggunaan 7,5 juta dosis vaksin ini tentunya di luar nakes (tenaga kesehatan) karena (vaksinasi) nakes sudah berjalan dengan menggunakan vaksin (jadi) impor yang kita dapat dari Sinovac," ujar Honesti saat jumpa pers penerbitan EUA vaksin covid-19 produksi Bio Farma di Jakarta, Selasa (16/2).

Baca Juga

Honesti mengatakan 7,5 juta dosis vaksin yang sudah mendapatkan izin BPOM akan distribusikan sesuai dengan lokasi yang ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kemenkes, ucap Honesti, telah memiliki prioritas vaksinasi tahap kedua di luar nakes. 

"Targetnya sekitar 16,9 juta yang akan dilakukan program vaksinasi dan ini akan dilakukan bertahap sesuai dengan kesiapan suplai dari vaksin yang kami produksi di Bio Farma," ucap Honesti.

Honesti mengatakan terdapat tujuh jenis vaksin covid-19 yang mendapat persetujan Kemenkes yakni Bio Farma, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Novavax, Sinovac, Pfizer-BioNTech, Oxford-AstraZeneca, dan Moderna. Kata Honesti, Bio Farma saat ini fokus memproduksi bahan baku vaksin dari Sinovac.

Baca juga : Bio Farma Peroleh Izin Edar Vaksin dari Badan POM

"Dari tujuh vaksin itu sementara baru hanya akan produksi satu jenis vaksin yang bahan baku dari Sinovac, untuk yang lainnya itu kita akan impor vaksin jadi dahulu karena kapasitas kita untuk produksi bahan baku dari Sinovac," ucap Honesti.

Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito mengatakan izin darurat vaksin produksi Bio Farma ditujukan kepada petugas publik selain nakes. Penny menyebut program vaksinasi terhadap nakes sendiri akan selesai pada bulan ini.

"Alhamdulillah nakes akan selesai Februari, minggu ini (vaksinasi) di luar nakes, petugas publik seperti guru yang menjadi prioritas," kata Penny.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement